Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah mengantongi mandat pemeringkatan surat utang sebesar Rp52,8 triliun per Juni 2024 atau akhir semester I/2024.
Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengatakan mandat yang diterima itu terdiri dari penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang atau sukuk (PUB EBUS) sepanjang 6 bulan pertama 2024.
"Dari mandat Rp52,8 triliun itu, penerbitan baru EBUS listed pada semester I total di seluruh Indonesia mencapai Rp60,1 triliun. Tetapi, dari mandat yang kami terima ini, sebagian mungkin masih akan diterbitkan di semester II/2024," ujar Irmawati dalam konferensi pers Pefindo, Selasa (9/7/2024).
Alhasil, dengan penerbitan EBUS listed sebesar Rp60,1 triliun pada semester I/2024, maka total outstanding EBUS yang tercatat sebesar Rp484,8 triliun para paruh pertama tahun ini.
Sementara itu, untuk penerbitan obligasi korporasi secara nasional pada periode Januari hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp61,29 triliun, baik dari BUMN maupun non-BUMN. Capaian itu naik 33,29% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp45,99 triliun.
Ditilik berdasarkan sektornya, penerbitan obligasi dari sektor multifinance menjadi yang terbsesar senilai Rp13,24 triliun, disusul sektor pulp dan kertas sebesar Rp12,74 triliun.
Baca Juga
Kemudian, sektor lembaga keuangan khusus berkontribusi sebesar Rp7,68 triliun, disusul perusahaan induk sebesar Rp6,93 triliun, dan perbankan Rp5,7 triliun.
Adapun, sepanjang 2024 Pefindo mencatat nilai jatuh tempo obligasi korporasi total mencapai Rp150,5 triliun, yang didominasi oleh sektor multifinance senilai Rp26,3 triliun dan diikuti oleh sektor perbankan senilai Rp24,7 triliun.
Lalu, nilai jatuh tempo dari sektor telekomunikasi senilai Rp15,6 triliun, diikuti oleh sektor lembaga keuangan khusus senilai Rp14,4 triliun, dan pembiayaan non-multifinance senilai Rp12,1 triliun.
Berikutnya, nilai jatuh tempo dari sektor pulp and paper senilai Rp8,5 triliun, diikuti oleh sektor pertambangan senilai Rp8,3 triliun, sektor konstruksi senilai Rp5,4 triliun, sektor properti senilai Rp4,5 triliun, sektor perkebunan senilai Rp4,4 triliun, serta sektor lainnya senilai Rp26,4 triliun.
Alhasil, Pefindo pun memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi pada semester II/2024 masih semarak, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.