Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Harga Emas Dunia Kurang Mengilap, China Tahan Pembelian

Harga patokan China untuk transaksi emas antar bank spot berakhir beragam pada Senin 8 Juli 2024, menurut Sistem Perdagangan Valuta Asing China.
Pemrosesan emas dan perak ABC Bullion di pabrik peleburan ABC Refinery. Seorang pekerja memasukkan batangan emas ke dalam tungku di pabrik peleburan ABC Refinery di Sydney, Australia, Jumat (3/5/2024)./Bloomberg-Brendon Thorne
Pemrosesan emas dan perak ABC Bullion di pabrik peleburan ABC Refinery. Seorang pekerja memasukkan batangan emas ke dalam tungku di pabrik peleburan ABC Refinery di Sydney, Australia, Jumat (3/5/2024)./Bloomberg-Brendon Thorne
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga patokan China untuk transaksi emas antar bank spot berakhir beragam pada Senin 8 Juli 2024, menurut Sistem Perdagangan Valuta Asing China.

Harga patokan emas dengan kemurnian 99,95 persen atau lebih berada pada 556 yuan atau setara US$78 dolar AS per gram, lebih rendah 0,95 yuan dibandingkan hari perdagangan sebelumnya. Adapun harga emas dengan kemurnian 99,99 persen atau lebih naik 1,51 yuan dari hari perdagangan sebelumnya menjadi 557,96 yuan.

Harga transaksi spot di pasar penyelidikan harga antar bank diperbolehkan naik atau turun dalam kisaran 15 persen dari harga acuan setiap hari perdagangan.

Bisnis penyelidikan harga emas antar bank diperkenalkan pada tahun 2012 untuk meningkatkan likuiditas pasar dan memperkaya model perdagangan.

Bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC) tidak menambah cadangan emas selama dua bulan berturut-turut pada Juni 2024 saat harga logam mulia tersebut telah menurun dari rekor tertinggi. 

Berdasarkan data resmi yang dirilis pada Minggu (7/7/2024) cadangan emas batangan yang dipegang oleh PBOC tidak berubah pada 72,8 juta troy ounce pada akhir bulan lalu. Sebelumnya, PBOC juga memilih untuk tidak menambah cadangan pada Mei 2024. 

Hal ini mencerminkan berhentinya aksi beli besar-besaran selama 18 bulan, yang telah membantu mendorong komoditas tersebut ke level tertingginya. 

Namun, beberapa analis masih percaya bahwa pembelian akan dilakukan kembali karena China berupaya mendiversifikasi cadangannya dan menjaga mata uangnya dari depresiasi. 

Adapun, diketahui sebanyak 20 bank sentral masih berharap untuk meningkatkan kepemilikan emas mereka pada 2025. Menurut World Gold Council, hal ini didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik dan keuangan. 

Terdapat kemungkinan bahwa melonjaknya harga emas telah menghalangi pembelian. Emas telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di atas US$2.400 per troy ounce pada Mei 2024, dan kemudian terus menurun karena investor mengurangi taruhan pada pemangkasan suku bunga Negeri Paman Sam pada 2024. 

Ketika PBOC juga menerbitkan data mengenai jeda pembelian pada Mei 2024, emas juga mengalami penurunan intraday terbesar dalam hampir tiga tahun. 

Sebelumnya, Senior Investment Strategist DBS Joanne Goh menyatakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral masih akan berlanjut karena penurunan nilai mata uang fiat yang sedang berlangsung.

“Saat ini, kami masih overweight terhadap emas, dan kami percaya bahwa kenaikan harga emas masih ada,” jelasnya dalam DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 3Q24: Risk Assets In Play yang dihelat secara daring pada Senin (24/6)

Menurutnya situasi geopolitik yang terus memburuk mendorong bank sentral untuk membeli emas dalam beberapa tahun mendatang. Pasokan emas yang terbatas juga menjadi faktor pendukung lain. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper