Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.371 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (3/7/2024). Penguatan rupiah disusul pernyataan Jerome Powell yang bernada dovish.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan naik 0,15% atau 25 poin ke posisi Rp16.371 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,11% ke level 105,292.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,24%, dolar Singapura turun 0,01%, won Korea turun 0,15%, rupee India melemah 0,04%, dan yuan China melemah 0,03%.
Sementara itu, mata uang yang menguat bersama rupiah adalah baht Thailand sebesar 0,10%, ringgit Malaysia menguat 0,06%, dan peso Filipina sebesar 0,12%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan komentarnya yang agak dovish, menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan memulai siklus pelonggaran pada akhir tahun ini.
Menyusul laporan JOLTS dan komentar Powell, suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 69% pada bulan September, naik dari sekitar 63% pada hari Senin, menurut perhitungan LSEG.
Baca Juga
“Pasar juga memperkirakan satu atau dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2024,” kata Ibrahim dalam riset harian, Rabu (3/7/2024).
Di sisi lain, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024. Jumlah utang itu naik sebesar Rp14,59 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp8.338,43 triliun.
Berdasarkan instrumen, utang pemerintah terdiri dari dua jenis, yakni berupa surat berharga negara (SBN) dan pinjaman. Mayoritas utang pemerintah per Januari 2024 masih didominasi oleh instrumen SBN, yakni 87,96% dan sisanya pinjaman 12,04%.
Di tengah sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan besok, Kamis (4/7/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.320 - Rp16.440 per dolar AS.