Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak! Proyeksi Mirae soal Kondisi Pasar Saham di Bawah Pemerintahan Baru

Mirae Asset Sekuritas memberikan proyeksi kondisi pasar saham RI di bawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Transisi pemerintahan dari yang lama ke yang baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran berpotensi memberikan dampak positif terhadap kinerja pasar saham Tanah Air hingga akhir tahun 2024. 

Head of Research/Chief Economist of PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menuturkan berdasarkan survei sebesar 75,6% menunjukkan kepuasan atas pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Pemberantasan korupsi, pembangunan IKN, kemudian ada makan bergizi gratis, jadi tingkat kepercayaan masyarakat saat ini sangat tinggi. Ini [jadi] modal pemerintah baru untuk mengelola perekonomian dari lima tahun ke depan,” ujarnya dalam Investor Network Summit 2024, Rabu (3/7/2024).

Hal lain, ekspektasi atau persepsi market juga akan ditentukan oleh komposisi kabinet baru. Berdasarkan paparan Mirae, sejumlah faktor risiko yang menjadi penggerak kinerja pasar pada semester II/2024 mulai dari reaksi pasar terhadap hasil pemilihan Presiden AS, ketidakpastian akibat geopolitik yang memicu kepanikan pasar, penurunan harga komoditas akibat perlambatan ekonomi global.

Selanjutnya, ekonomi China lebih rendah dari perkiraan karena masalah properti yang parah, tidak ada penurunan suku bunga dari The Fed tahun ini karena reakselerasi inflasi AS, hingga kabinet baru Prabowo-Gibran yang tidak disukai pasar.

Meski demikian, ada sejumlah peluang yang bisa menjadi penggerak pasar, mulai dari deklarasi anggota kabinet Prabowo-Gibran pada Oktober 2024.

“Pasar akan dengan cermat mengamati siapa yang akan menjadi Menteri Keuangan berikutnya,” demikian isi paparan tersebut.

Kemudian, tekanan yang lebih rendah pada nilai tukar rupiah karena permintaan valas akan menurun karena faktor musiman, adanya lebih banyak ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter dengan penguatan rupiah

Selanjutnya, inflasi diprediksi tetap stabil, berada dalam target 2,5%±1%, keseimbangan eksternal yang tetap terkelola hingga adanya ekspektasi pertumbuhan investasi serta pengeluaran pemerintah yang lebih tertargetkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi.

Sebagaimana diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.196,75 pada perdagangan Rabu (3/7/2024). 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan peningkatan sebesar 1,01% atau 71,61 poin menuju posisi 7.125,14. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka di posisi 7.125,14 dan mencapai level tertingginya pada penutupan.

Tercatat, sebanyak 325 saham menguat, 216 saham menurun, dan 243 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp12.410,64 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper