Bisnis.com, JAKARTA – First Pacific Company Limited, yang dikendalikan oleh taipan Anthoni Salim, mengungkapkan alasan di balik langkah akuisisi 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR).
Sebagai konteks, First Pacific Company Limited merupakan induk dari Metro Pacific Tollways Corp (MPTC), yang bersama GIC Pte. Ltd, mengambil alih saham minoritas JTT dengan nilai transaksi US$960,3 juta atau setara Rp15,75 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi First Pacific pada Selasa (2/7/2024), perusahaan investasi yang bermarkas di Hong Kong ini mengungkapkan alasan di balik aksi korporasi tersebut.
Sekretaris Perusahaan First Pacific, Chiu Wing Man Fiona mengatakan bahwa langkah investasi ini sejalan dengan strategi pengembangan grup, khususnya di segmen infrastruktur.
“Investasi First Pacific akan mengonsolidasikan keunggulan grup di segmen infrastruktur, lebih meningkatkan ruang pengembangan dan nilai pasar, serta mewujudkan pengembangan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, aksi korporasi tersebut akan meningkatkan pangsa pasar First Pacific di sektor jalan tol. Per Juli 2024, grup memiliki 17 jalan tol dengan panjang mencapai 454 km. Dari jumlah ini, enam jalan tol sepanjang 77 km berada di Indonesia.
Baca Juga
Fiona menuturkan akuisisi 35% saham dari pengelola Tol Trans Jawa juga berpotensi meningkatkan profitabilitas dan arus kas perusahaan di masa depan lewat pembagian keuntungan.
“Jalan Tol Trans Jawa memainkan peran penting dalam meningkatkan konektivitas antara Jakarta dan Surabaya, serta daerah-daerah sepanjang rute di Indonesia, dan merupakan salah satu jaringan jalan tol terpenting di negara ini,” pungkasnya.
Menurutnya, Tol Trans Jawa sebagai tulang punggung transportasi darat di Pulau Jawa, telah memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi, mendorong perdagangan, pariwisata, dan investasi dengan ketersediaan infrastruktur yang lebih besar.
“Kami optimistis terhadap prospek Jalan Tol Trans Jawa dan volume lalu lintas diharapkan terus meningkat. Oleh karena itu, hal tersebut kami nilai menguntungkan bagi grup untuk berpartisipasi dalam investasi,” tutur Fiona.
Diketahui, konsorsium MPTC – GIC yang terdiri atas PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS) dan Warrington Investment Pte. Ltd, telah mengambil alih 35% saham JTT melalui tiga skema.
Pertama, konsorsium MPTC dan GIC menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dengan Jasa Marga untuk membeli 6,2 miliar saham JTT atau setara 28,5% dari total saham. Nilai transaksi ini mencapai US$782 juta atau Rp12,82 triliun.
Kedua, konsorsium mengakuisisi 205,45 juta lembar saham atau 0,9% saham milik Koperasi Konsumen Karyawan Jalin Marga Sejahtera senilai US$25,9 juta atau Rp425 miliar.
Ketiga adalah konsorsium MPTC dan GIC menandatangani perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat (PPSB). Nantinya, JTT akan menerbitkan 1,2 miliar saham portepel atau 5,6% saham dengan nilai US$152,5 juta setara Rp2,5 triliun.
Dengan demikian, total nilai divestasi atas 35% saham JTT milik Jasa Marga kepada konsorsium MPTC dan GIC mencapai US$960,3 juta atau setara dengan Rp15,75 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.