Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Invasi Israel ke Palestina, Starbucks Indonesia (MAPB) Rugi

Pengelola Starbucks Indonesia mencatatkan kerugian senilai Rp22,23 miliar pada kuartal I/2024 akibat invasi Israel ke Palestina.
Jajaran direksi Grup MAP seusai paparan publik yang digelar di Jakarta, Kamis (27/6/2024)/Bisnis-Dionisio Damara.
Jajaran direksi Grup MAP seusai paparan publik yang digelar di Jakarta, Kamis (27/6/2024)/Bisnis-Dionisio Damara.

Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Starbucks Indonesia, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) menderita penurunan penjualan hingga merugi lantaran aksi boikot terus berlanjut. Hal ini membuat nasib para pegawai di ujung tanduk. 

Hingga kuartal I/2024, MAPB mencatatkan penjualan senilai Rp788 miliar. Perolehan ini ambles 17,7% dibandingkan dengan kuartal tahun sebelumnya yang membukukan Rp957 miliar. 

Penurunan tersebut tidak terlepas dari aksi boikot yang menyasar jaringan Starbucks di Indonesia. Hal ini disebabkan Starbucks merupakan salah satu penyumbang terbesar penjualan MAPB dengan jumlah gerai mencapai 607 dari 843 yang dikelola. 

Secara rinci, segmen penjualan minuman MAPB mengalami koreksi 23,22% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp438,53 miliar pada kuartal I/2024. Sementara itu, segmen makanan menyumbang Rp298,4 miliar atau turun 8% secara tahunan.

Sejalan dengan pelemahan kinerja penjualan, MAPB mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp22,23 miliar. Berbalik dari capaian laba tahun sebelumnya, yakni Rp13,65 miliar. 

Direktur Utama MAP Boga Adiperkasa Anthony Valentine McEvoy mengatakan bahwa sentimen boikot Israel berdampak pada performa penjualan perusahaan, yang hingga akhir tahun lalu sejatinya masih membukukan kenaikan. 

Sepanjang 2023, MAPB mencatatkan penjualan bersih Rp3,99 triliun atau tumbuh 16,4% YoY. Namun, tekanan mulai dihadapi sejak Israel memulai invasi ke Palestina pada Oktober 2023. 

“Bersamaan dengan invasi Israel ke Gaza pada Oktober 2023, kami menghadapi kesulitan pada kuartal IV/2023 dan berlanjut hingga kuartal pertama tahun ini,” ujarnya dalam paparan publik yang digelar di Jakarta, Kamis (27/6/2024). 

Anthony menuturkan bahwa setiap harinya Starbucks terkena dampak dari aksi boikot, mulai dari vandalisme, tekanan sosial, hingga protes yang dilakukan di dalam toko. Tindakan yang dinilai mempengaruhi hidup para pegawai perseroan.

Padahal, lanjutnya, Starbucks secara global tidak memiliki jaringan gerai di Israel. Selain itu, mayoritas pegawai perseroan adalah Warga Negara Indonesia (WNI).

“Kami memiliki 6.000 orang pegawai di Starbucks Indonesia, yakni PT Sari Coffee Indonesia, dan hanya satu orang bule di perusahaan ini. Tidak ada yang lain [kecuali saya],” tuturnya.

Dia kembali menegaskan bahwa edukasi sangat penting untuk terhindar dari kebohongan dan benci yang diarahkan kepada Starbucks Indonesia. Menurutnya, hal itu hanya membuat para pegawai perusahaan semakin tertekan dengan masa depannya.

“Dan mereka yang bekerja tiap hari membuka toko [Starbucks] tidak tahu bagaimana masa depannya karena kebohongan dan benci,” tutur Anthony.

Ratih Darmawan Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, menambahkan bahwa aksi boikot yang masih berlanjut turut mempengaruhi gairah perusahaan untuk menggenjot ekspansi tahun ini.

Sampai dengan kuartal I/2024, Ratih menyampaikan bahwa ada dua gerai Starbucks yang ditutup. Menurutnya, Grup MAP sangat berhati-hati dalam penutupan gerai karena hal tersebut berkaitan langsung dengan nafkah hidup orang banyak. 

“Kami harus melihat dari kacamata yang lebih luas karena pekerjanya 100% orang Indonesia, dan dampaknya secara jangka panjang bahaya untuk Indonesia karena tingkat pengangguran bisa tinggi,” pungkasnya. 

 

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper