Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konglomerat Sabana Prawirawidjaja Berpeluang Tadah Dividen Ultrajaya (ULTJ) Ratusan Miliar

Konglomerat Sabana Prawirawidjaja ditaksir mendapatkan jatah dividen ULTJ hingga ratusan miliar.
Sabana Prawiradjaja
Sabana Prawiradjaja

Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerat Sabana Prawirawidjaja menjadi salah satau pemegang saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) yang akan menikmati guyuran dividen 2024.

Ultrajaya telah memutuskan pembagian dividen tahun buku 2023 sesuai dengan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang berlangsung pada 19 Juni 2024.

Para pemegang saham ULTJ yang berhak akan mendapatkan jatah total dividen senilai Rp415,92 miliar atau setara dengan Rp40 per lembar.

Rangkaian pembagian dividen Ultrajaya 2024 akan memasuki periode cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada Kamis (27/6/2024). Selanjutnya, pembayaran dijadwalkan berlangsung pada 19 Juli 2024.

Sabana Prawirawidjaja selaku salah satu orang terkaya di Indonesia memegang saham ULTJ atas nama pribadi sampai dengan Senin (24/6/2024). PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah saham yang dipegang sebanyak 3.576.118.800 (3,57 miliar) lembar atau setara dengan 34,39%.

Dengan asumsi jumlah kepemilikan tidak berubah, Sabana ditaksir mendapatkan jatah dividen Rp143,04 miliar untuk kinerja Ultrajaya tahun buku 2023.

Untuk diketahui, Sabana masuk ke dalam jajaran 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan US$900 juta, atau setara sekitar Rp13,5 triliun. 

Berawal dari industri rumahan yang dimulai 52 tahun lalu, sekarang sepanjang paruh pertama tahun ini sendiri, perusahaannya, Ultrajaya meraup laba miliaran rupiah. 

Sebelum sukses berbisnis, Pria kelahiran tahun 1940 itu mengenyam pendidikan di jurusan Manajemen, Nanyang Technological University, Singapura. Kemudian, ia bersama ayahnya, Ahmad Prawirawidjaja membangun perusahaan susu pertamanya di Bandung pada tahun 1958. 

Saat itu, karena usahanya merupakan usaha rumahan, produksi susu cukup sulit karena pemrosesan susu yang terlalu sederhana, setelah diperah hanya bisa bertahan beberapa jam sebelum basi, membuat banyak susu yang tak terjual terpaksa dibuang. 

Namun, melalui keahliannya, dia menghadirkan susu yang dimasak dengan temperatur sangat tinggi (UHT) sehingga susunya lebih awet tanpa merusak khasiatnya pada 1972. Dari sana, ia menjadi pelopor susu UHT di Indonesia.

Sabana juga didapuk menjadi bos besar Ultrajaya saat usianya 31 tahun. Dia tetap menduduki posisi teratas sebagai Presdir sampai terakhir pada keputusan RUPS 27 Juni 2019. 

Selain bisnis susu UHT, melalui teknologi kemasan yang dikembangkan, Ultrajaya juga mengembangkan diri ke bisnis minuman lain, seperti Teh Kotak dan Sari Kacang Hijau. Sabana juga pernah menjadi Presiden Komisaris di Campina Ice Cream Industry pada 1995 - 2017.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper