Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Tembus Level Rp16.380 per Dolar AS

Rupiah dibuka menguat 13,50 poin atau 0,08% menuju level Rp16.380,5 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau stagnan di posisi 105,46.
Rupiah dibuka menguat 13,50 poin atau 0,08% menuju level Rp16.380,5 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau stagnan di posisi 105,46. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah dibuka menguat 13,50 poin atau 0,08% menuju level Rp16.380,5 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau stagnan di posisi 105,46. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada Selasa (25/6/2024) dan menyentuh level Rp16.380,5. Penguatan rupiah terjadi di tengah greenback yang semakin perkasa.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 13,50 poin atau 0,08% menuju level Rp16.380,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS dibuka stagnan pada posisi 105,46.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas juga perkasa. Won Korea, misalnya mengalami penguatan 0,22%, yen Jepang 0,11%, dan baht Thailand sebesar 0,05%. Adapun ringgit Malaysia naik 0,10%, sementara peso Filipina menguat 0,13%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan pasar merespons positif pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF), yang mengingatkan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, untuk berkomitmen menjaga defisit fiskal tetap berada di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“IMF melihat fiskal Indonesia akan mengalami ekspansi pada 2024 dan 2025, namun defisit yang lebih kecil akan mendukung pertumbuhan dan kebijakan yang lebih seimbang, serta menjaga ruang kebijakan untuk merespons risiko-risiko negatif,” ujarnya.

Dia menambahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap dijaga di bawah 3%, yang menjadi komitmen pemerintah dan dilanjutkan oleh Prabowo Subianto.

Ibrahim juga menilai saat ini greenback terpicu oleh pembacaan PMI yang menguat lebih dari perkiraan sehingga memicu kekhawatiran bahwa ketahanan ekonomi AS memungkinkan The Fed mempertahankan suku bunga tinggi.

Di sisi lain, pasar China mengalami kerugian berkepanjangan setelah Uni Eropa (UE) pada awal Juni memberlakukan tarif tinggi terhadap impor kendaraan listrik negeri Tirai Bambu.

“Langkah ini memicu kemarahan Beijing dan meningkatkan kemungkinan perang dagang. Pejabat Tiongkok memperingatkan potensi perang dagang dengan UE, sementara menteri-menteri dari Tiongkok dan Jerman bertemu untuk merundingkan jalan ke depan,” tuturnya.

Pada perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan tetap bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah pada rentang Rp16.380 sampai dengan Rp16.450.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper