Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-blakkan Bos Indofarma (INAF) Dalang Fraud di Anak Usaha

Direktur Utama Indofarma Yeliandriani menyampaikan fraud yang terjadi di anak perusahaan dan sebabkan kerugian ratusan miliar melibatkan 5 orang.
indofarma, inaf
indofarma, inaf

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Indofarma Tbk. (INAF) Yeliandriani mengungkap dalang di balik tindakan berindikasi fraud yang terjadi di entitas anak perseroan. 

Menurut laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), fraud yang terjadi anak usaha Indofarma yakni PT Indofarma Global Medika (IGM) meliputi transaksi fiktif, pencairan deposito atas nama pribadi, hingga pinjaman online atau pinjol. 

Saat rapat dengar pendapat di DPR RI, Rabu (19/6/2024), Yeliandriani mengatakan terindikasi lima karyawan yang terlibat fraud. Kelima orang ini disebut pejabat penting karena memiliki kewenangan yang besar. 

“Berdasarkan laporan yang kami baca, yang terlibat dalam fraud ini hanya lima orang saja, dan orangnya sekarang sudah keluar. Kami yakin yang sekarang ada di Indofarma sudah bersih dari fraud. Jadi, fraud tersebut hanya dilakukan dalam satu lingkaran saja dan kebetulan memang dengan kewenangan yang cukup besar,” ujarnya. 

Yeliandrini juga menyampaikan kebenaran terkait adanya tindakan penempatan dan pencairan deposito beserta bunga atas nama pribadi di Koperasi Simpan Pinjam Nusantara. Hal ini membuat IGM terindikasi rugi sebesar Rp35,07 miliar. 

“Betul yang terjadi di dalam laporan itu bahwa ada deposito atas nama pribadi dan akhirnya dipakai untuk menjamin pinjaman orang tersebut, dan akhirnya kredit wanprestasi sehingga deposito dicairkan. Itu terjadi dua kali,” pungkasnya. 

Ketika ditanya dicecar nama mantan pejabat Indofarma tersebut, Yeliandrini menyatakan belum bisa menjelaskan secara detail karena kasus tersebut sudah masuk ke dalam ranah aparat penegak hukum. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya memaparkan dari 18 temuan yang dilaporkan BPK, hanya ada 10 aktivitas yang terbukti berindikasi fraud. 

Salah satunya indikasi kerugian IGM sebesar Rp157,33 miliar atas transaksi unit bisnis Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Ada juga pinjol melalui fintech bukan untuk kepentingan perusahaan sehingga merugikan IGM senilai Rp1,26 triliun.

Anak usaha Indofarma juga menggadai deposito beserta bunga senilai Rp38,06 miliar pada PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), serta terindikasi merugi Rp18 miliar atas pengembalian uang muka dari MMU yang tidak masuk ke rekening IGM.

IGM juga berpotensi merugi sebesar Rp4,5 miliar akibat kerja sama distribusi alat kesehatan TeleCTG dengan PT ZTI yang dilakukan tanpa perencanaan, serta berisiko menelan kerugian sebesar Rp10,43 miliar atas stok TeleCTG yang tidak terjual.

“Lalu kegiatan usaha masker tanpa perencanaan memadai berindikasi fraud sebesar Rp2,6 miliar atas penurunan nilai persediaan masker,” ujar Shadiq.

Tak cuma itu, IGM juga terindikasi rugi Rp60,24 miliar atas piutang macet PT Promedik dan merugi Rp13,11 miliar atas sisa persediaan masker. Ada juga pembelian dan penjualan rapid test panbio IGM tanpa perencanaan, yang merugikan Rp56 miliar.

Terakhir, Shadiq mengatakan INAF membeli dan menjual PCR kit Covid-19 pada 2020 – 2021 tanpa perencanaan memadai sehingga berindikasi fraud, serta berpotensi rugi Rp5,98 miliar atas piutang macet PT Promedik dan Rp9,17 miliar akibat tidak terjualnya PCR kit.

------------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper