Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah stabil setelah ditutup pada level tertinggi dalam tujuh minggu, karena sentimen risk-on yang berkelanjutan di pasar yang lebih luas melebihi tanda-tanda pertumbuhan stok lebih lanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (19/6/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 menguat 0,04% atau 0,03 poin ke level US$81,60 per barel pada pukul 08.22 WIB.
Kemudian, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli 2024 juga menguat 0,07% atau 0,06 poin ke level US$85,39 per barel.
Menurut pejabat Rusia dan sumber intelijen Ukraina, kedua harga acuan telah meningkat lebih dari US$1 pada sesi sebelumnya, setelah serangan drone Ukraina menyebabkan kebakaran terminal minyak di pelabuhan utama Rusia.
Sementara itu, di Timur Tengah, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz memperingatkan akan terjadinya perang habis-habisan dengan Hizbullah Lebanon. Meningkatnya perang dapat memperbesar kemungkinan terganggunya pasokan minyak mentah dari produsen-produsen utama.
Untuk menjaga harga minyak tidak naik lebih lanjut, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada Selasa (18/6), stok minyak mentah AS meningkat ,264 juta barel dalam pekan yang berakhir 14 Juni 2024. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan stok minyak mentah sebesar 2,2 juta barel.
Baca Juga
Harga minyak telah pulih dari kerugian di awal bulan, kala OPEC+ menuturkan bahwa kebijakannya akan bergantung pada kondisi pasar. Dari sisi permintaan di Asia, pabrik penyulingan memulihkan sebagian kapasitasnya setelah melakukan pemeliharaan, meskipun marginnya lemah. Hal ini dapat meningkatkan konsumsi minyak mentah.
Kepala strategi komoditas untuk ING Groep NV, Warren Patterson menuturkan bahwa tanda-tanda pengetatan di pasar fisik akan terlihat dengan perkiraan defisit pada kuartal berikutnya.
“Namun, seberapa ketatnya tergantung permintaan. Margin kilang yang lemah masih menjadi kekhawatiran,” jelasnya, dikutip dari Bloomberg.