Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 dibuka melemah pada Selasa (11/6/2024) seturut dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di tengah pelemahan indeks, saham MEDC, PGAS, dan MAPI erpantau masih mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini melemah 0,57 % atau 3,05 poin ke level 536,37. Tercatat 9 saham meningkat, 10 terkoreksi, dan 8 saham stagnan.
Beberapa saham yang naik, antara lain PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) sebesar 3,44% ke Rp1.355, diikuti saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) sebesar 1,74% menuju Rp1.460, dan saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) naik 1,41% ke Rp1.440.
Adapun saham yang melemah adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) sebesar 1,39% ke Rp710, lalu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) melemah 1,33% ke Rp2.970, dan saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turun 0,63% ke Rp1.585.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merosot seiring tekanan pada saham bank jumbo. Namun, saham-saham milik Prajogo Pangestu terpantau kembali naik panggung.
IHSG turun 0,23% atau 15,96 poin menjadi 6.905,58 per pukul 09.07 WIB. Sepanjang pagi ini indeks bergerak di rentang 6.896,86-6.921,82.
Baca Juga
Tercatat sebanyak 184 saham naik, 149 saham melemah, dan 170 saham stagnan. Sejumlah saham bank jumbo masuk ke dalam daftar saham penekan IHSG.
CEO Yugen Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menuturkan pergerakan IHSG terlihat sedang berada dalam rentang konsolidasi wajar. Kenaikan yang terjadi saat ini masih bersifat teknikal rebound.
"Mengingat masih stabilnya kondisi perekonomian Indonesia maka peluang kenaikan lanjutan masih terbuka," paparnya dalam publikasi riset.
Di sisi lain masih ada risiko koreksi yang tetap perlu diwaspadai oleh para investor mengingat capital outflow yang tercatat sepanjang 2024.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada Senin (10/6/2024) investor asing cenderung menjual sahamnya dengan net sell Rp296,06 miliar. Sepanjang 2024 net sell investor asing bertambah menjadi Rp6,546 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.