Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks LQ45 dan IDX30 Terkoreksi, saatnya Buy or Bye?

Analis menilai terkoreksinya LQ45 dan IDX30 dapat dimanfaatkan untuk investasi jangka panjang.
Mahasiswa beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/2/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Mahasiswa beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/2/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Dua indeks acuan bergengsi di Bursa Efek Indonesia (BEI), LQ45 dan IDX30 tengah mengalami koreksi sepanjang tahun berjalan. Analis menilai investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan saham blue chip di harga diskon.

Mengacu data BEI per Selasa (4/6/2024), LQ45 terkoreksi 7,70% secara year-to-date (ytd) ke level 895,80. Sementara itu, IDX30 melemah 10,52% ytd ke posisi 443,12.

Senior Portofolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma menilai turunnya kinerja LQ45 dan IDX30 disebabkan karena saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo (big cap) sedang terkoreksi, seiring dengan aksi jual investor asing (net sell).

BEI juga mencatat pada Selasa (4/6/2024) terjadi net sell investor asing sebesar Rp45,62 miliar. Sementara itu, secara ytd, aksi jual investor asing tercatat sebesar Rp6,53 triliun.

"Karena di LQ45 dan IDX30 porsi big caps yang besar, pasti berdampak ke indeksnya turun. Jadi wajar pada saat ini sahamnya lagi terkoreksi, misalnya karena investor asing lagi take profit dan lain-lain, pasti berdampak ke indeksnya turun,” ujar Samuel dalam kunjungannya ke Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (4/6/2024).

Dia menilai bahwa dengan terjadinya koreksi IDX30 dan LQ45 dapat dimanfaatkan investor untuk mendapatkan saham likuid dengan harga diskon. Sebab, dari sisi fundamental, menurutnya emiten-emiten yang menghuni kedua indeks acuan tersebut masih cukup baik.

“Kami merasa bahwa ini real discount, karena fundamentalnya tidak terlalu banyak terpengaruh, tapi harganya turunnya dalam. Sebetulnya untuk investor jangka panjang ya sekarang ini mungkin entry point yang lebih bagus lagi dibandingkan sebelum terkoreksi,” jelasnya.

Adapun, Samuel mengatakan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditarget tembus 7.800 hingga akhir 2024. Menurutnya, MAMI masih belum akan merevisi proyeksi tersebut, karena masih menunggu hasil laporan keuangan emiten pada kuartal II/2024.

Terkait sentimen di pasar saham, pengaruh terbesar masih dari kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed). Sejauh ini, suku bunga The Fed masih ditahan di kisaran 5,25%-5,5%, namun berpotensi akan dipangkas hingga akhir tahun.

Menurutnya, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang terjaga dan valuasi yang rendah membuka peluang bagi investor yang ingin berinvestasi dini memanfaatkan kondisi di akhir siklus kenaikan suku bunga. 

Selain itu, arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru serta pilihan kabinet yang kredibel juga dapat menjadi katalis positif ke depannya.

Mengacu data Bloomberg, saham-saham penopang IDX30 yaitu Bank Mandiri (BMRI) yang mendorong indeks +10,24%, ADRO menopang indeks +5,62%, PGAS (+3,02%), BBCA (+2,53%), dan INKP (+1,70%). 

Sementara itu, saham-saham yang menekan IDX30 yaitu BBRI menekan indeks -24,36%, TLKM (-21,24%), GOTO (-12,54%), ASII (-6,91%), dan SMGR (-4,81%).

Di lain sisi, saham-saham penopang LQ45 yaitu AMMN yang mendorong indeks +25,20%, disusul BMRI +12,46%, ADRO (+6,51%), BBCA (+3,64%), dan PGAS (+3,59%).

Adapun, saham-saham pemberat laju LQ45 yaitu BBRI sebesar -33,68%, disusul TLKM (-26,45%), GOTO (-15,45%), ASII (-7,97%), dan SMGR (-5,72%).

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,90% ke level 7.099,31 pada Selasa (4/6/2024). Namun, secara ytd masih melemah 2,39%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper