Kemudian, kontrak Juni 2024 ditutup menguat 83 poin menjadi 4.079 ringgit per ton, dan telah menguat 5,09% dalam sepekan.
Informasi lantai bursa disebukan kontrak berjangka CPO diperkirakan diperdagangkan dengan bias menurun pada minggu depan. Hal ini terjadi karena adanya tekanan jual di tengah lonjakan harga baru-baru ini.
Pedagang minyak sawit David Ng menuturkan bahwa kenaikan produksi juga menjaga tekanan pada sentimen pasar. Ia memperkirakan harga pada minggu ini diperdagangkan di kisaran RM3.950 dan RM4.100 per ton.
Pedagang minyak sawit senior Interband Group of Companies, Jim Teh, mengatakan kontrak berjangka CPO diperkirakan diperdagangkan antara RM3.700 dan RM3.800 per ton.
“Dari segi stok, stoknya banyak di Malaysia dan Indonesia, jadi seperti biasa permintaan fisik akan datang dari China, India, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah, sedangkan produksi akan meningkat pada Mei dan Juni karena cuaca yang baik,” ujarnya.
Salah satu produsen CPO terkemuka di dunia, SD Guthrie Bhd menuturkan bahwa harga CPO diperkirakan tetap didukung karena ketegangan geopolitik yang berlanjut dan dampak cuaca ekstrem, yang diperkirakan terjadi di negara-negara produsen, yang dapat berdampak pada pasokan minyak nabati secara global.
Baca Juga
Chief Operation Officer Mohd Haris Mohd Arshad mengatakan harga akan tetap cukup mendukung dan diperkirakan rata-rata di atas RM4.000 per ton pada 2024.