Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas pada awal pekan melemah setelah rilis data Inflasi Amerika Serikat (AS). Sedangkan, harga komoditas batu bara dan CPO telah mencatatkan penguatan dalam sepekan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot telah melemah 0,13% ke level US$2.324,31 per roy ounce ada perdagangan Senin (3/6/2024) pada pukul 06.41 WIB. Sebelumnya, emas di pasar spot telah melemah 1,12% dalam sepekan.
Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga melemah 0,02% ke level US$2.345,30 per troy ounce, juga mencatatkan pelemahan sebesar 0,48% dalam sepekan.
Mengutip Dailyfx, pada perdagangan minggu lalu penurunan terjadi dinilai kurang kuat dan tidak menentukan, sehingga menunjukan adanya keragu-raguan dari para penjual. Namun situasi ini dapat berubah pada minggu ini jika harga tidak segera berbalik naik.
Kemudian, jika emas terus bergerak menurun dalam beberapa hari mendatang, dinilai bahwa sentimen bearish dapat menjadi lebih dominan, menciptakan kondisi yang tepat untuk penurunan lebih dalam menjelang Juni 2024.
Selain itu, mengutip Bloomberg, diketahui bahwa miliaran dolar emas diselundupkan keluar Afrika setiap tahunnya. Sebagian besar diekspor ke Uni Emirat Arab untuk diproses.
Baca Juga
Berdasarkan data impor emas yang diumumkan dan tidak diumumkan selama periode 10 tahun yang berakhir pada 2022, SwissAid memperkirakan perdagangan gelap berjumlah antara US$23,7 miliar dan US$35 miliar per tahun berdasarkan harga pasar saat ini. Lebih dari 435 ton emas batangan diselundupkan keluar Afrika pada 2022.
Menurut kelompok SwissAid, hal ini memicu konflik, mendanai jaringan kriminal dan teroris, melemahkan demokrasi dan memfasilitasi pencucian uang.
Harga Batu Bara
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juni 2024 di ICE Newcastle ditutup menguat 0,36% ke level US$140,75 per metrik ton pada penutupan perdagangan Jumat (31/5), mencatatkan penguatan 0,54% dalam sepekan
Kemudian, batu bara kontrak Juli 2024 juga menguat 0,49% ke level US$142,90 per metrik ton. Dalam sepekan kontrak ini telah menguat sebesar 0,42%.
Mengutip Energyworld, Diketahui bahwa permintaan puncak listrik India mencapai rekor tertinggi sebesar 250 gigawatt pada Kamis (30/5). Adapun, stok batu bara di pembangkit listrik termal India terus berada di atas 45 juta metrik ton.
Jumlah stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 19 hari, di kala permintaan puncak listrik karena kondisi gelombang panas. Stok tersebut juga 30% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Kementerian batu bara India juga siap memastikan ketersediaan batu bara yang cukup di pembangkit listrik termal, selama musim hujan yang akan segera tiba.
Diharapkan pada 1 Juli 2024, lebih dari 42 metrik ton batu bara akan tersedia di pembangkit listrik termal tersebut. Coal India, yakni perusahaan milik negara, menyumbang lebih dari 80% pasokan batu bara domestik.
Harga CPO
Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada perdagangan Jumat (31/5) kontrak Agustus 2024 menguat 86 poin menjadi 4.079 ringgit per ton. Dalam sepekan kontrak ini telah menguat sebesar 4,92%.