Bisnis.com, JAKARTA — PT Indika Energy Tbk. (INDY) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2024. Laba bersih INDY tercatat sebesar US$20,11 juta atau setara Rp326,87 miliar (kurs Rp16.251 per dolar AS) di kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, INDY membukukan pendapatan sebesar US$567,3 juta atau setara R-9,21 triliun. Pendapatan ini turun 37,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$906,8 juta.
Pendapatan ini dikontribusi dari penjualan batu bara sebesar US$521,64 juta, pendapatan kontrak dan jasa senilai US$39,9 juta, dan perdagangan lainnya sebesar US$5,72 juta.
Sementara itu, berdasarkan segmen operasi Grup, pendapatan INDY dikontribusi oleh sumber daya energi sebesar US$522,39 juta, jasa energi sebesar US$27,3 juta, dan logistik dan infrastruktur senilai US$10,4 juta. Lalu pendapatan dari bisnis hijau senilai US$1,63 juta, ventura digital sebesar US$1,62 juta, mineral US$21.670, dan pendapatan lainnya US$3,88 juta.
Di kuartal I/2024, INDY juga mencatatkan beban pokok penjualan dan kontrak sebesar US$473,7 juta, turun 33,06% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$707,7 juta.
Alhasil, laba kotor INDY turun hingga 53,01% menjadi US$93,55 juta, dari sebelumnya US$199,09 juta secara tahunan atau year on year (yoy).
Baca Juga
Laba bersih INDY juga ikut tergerus 65,87% dari US$58,92 juta di kuartal I/2023, menjadi US$20,11 juta di kuartal I/2024. Laba bersih tersebut setara dengan Rp326,8 miliar.
Jumlah aset INDY hingga akhir kuartal I/2024 adalah sebesar US$3,13 miliar, naik dari akhir 2023 yang sebesar US$3,11 miliar.
Lalu jumlah liabilitas INDY naik tipis menjadi US$1,74 miliar di tiga bulan pertama 2024, dari sebelumnya US$1,73 miliar di tahun penuh 2023.
Jumlah ekuitas INDY juga bertambah menjadi US$1,39 miliar di akhir Maret 2024, dari sebelumnya US$1,37 miliar di akhir Desember 2023.