Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecemasan Erick Thohir dan Rencana Kementerian BUMN terkait BSI (BRIS)

Kementerian BUMN berencana menambah porsi kepemilikan saham publik di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS)
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN telah menyiapkan rencana untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di tengah kecemasan Erick Thohir dalam menggaet investor strategis.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa pihaknya berencana menambah porsi kepemilikan saham publik di BRIS.

Saat ini, Senin (27/5/2024), porsi kepemilikan saham masyarakat non-warkat di BRIS mencapai 4,54 miliar lembar saham atau setara 9,87%.

"Kami mungkin akan tambah porsi kepemilikan publiknya karena memang untuk private sector di Timur Tengah belum ada yang ideal," ujarnya saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku waswas BSI mampu tidak mendapatkan investor strategis hingga akhir masa jabatannya pada Oktober mendatang.

Dia menuturkan pencarian investor strategis BSI merupakan satu dari 88 proyek strategis Kementerian BUMN. Dari jumlah ini, diperkirakan hanya 87 proyek yang dapat diselesaikan.  

“Kalau melihat review di awal tahun, kami optimistis 87 proyek bisa selesai. Tinggal satu yang memang saya takutkan, tidak bisa cari partner strategis untuk BSI,” ujar Erick dikutip dari siaran YouTube Metro TV.

Menurutnya, BSI memerlukan investor strategis dari Timur Tengah guna melebarkan sayap bisnisnya. Langkah ini juga sejalan dengan rencana Kementerian BUMN, yang berniat mendorong perseroan, masuk 8 besar bank syariah di dunia.

“Artinya perlu strategic partner, cuma kami sudah ada roadshow beberapa kali [tetapi] ya belum. Jadi saya harus mengakui mungkin sampai BSI belum ketemu partner strategis, itu salah satu yang belum tercapai bukan berarti berhenti,” tuturnya.

BSI diketahui terus melanjutkan ekspansinya ke Timur Tengah. Setelah berhasil membuka kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab, perseroan kini membidik pasar Arab Saudi yang merupakan hub dagang menuju Timur Tengah dan Afrika Utara.

---------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper