Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menimbang Saham BUMN ADHI, PTPP dan WIKA Usai Rombak Pengurus

Emiten BUMN konstruksi, yakni ADHI, PTPP, dan WIKA telah merombak susunan pengurus di RUPST. Lantas, bagaimana proyeksi saham ketiganya?
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Tiga dari empat emiten BUMN Karya yakni ADHI, PTPP, dan WIKA telah merombak susunan pengurus dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). 

Paling anyar ada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) yang menggelar rapat pada 15 Mei 2024. Melalui rapat tersebut, pemegang saham merampingkan jumlah direksi, dari sebelumnya 7 kursi menjadi 6 kursi. Adapun posisi komisaris tidak berubah. 

Sementara itu, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mengangkat satu komisaris dan dua direksi baru bagi PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) pada 24 April lalu. 

Kementerian BUMN yang dinahkodai Erick Thohir juga telah mengubah susunan pengurus PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dalam RUPST awal April 2024. Rapat memutuskan untuk mengangkat dua komisaris sekaligus dua direksi baru. 

Di tengah perombakan ini, Head Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan bahwa perubahan susunan pengurus belum dapat dipastikan mampu mendorong kinerja perusahaan, khususnya bagi WIKA. 

“Mengingat pekerjaan rumah WIKA sangat banyak di tengah masalah keuangan dan utang yang cukup besar. Perbaikan kinerja perusahaan tidak bisa terjadi secara instan,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Sabtu (18/5/2024). 

Menurutnya, perlu waktu dan upaya konsisten dari pengurus baru WIKA untuk dapat memperbaiki fundamental perusahaan dan mengembalikan kepercayaan investor. 

Secara umum, kata Sukarno, prospek sektor konstruksi masih memiliki peluang positif. Ini utamanya bagi saham-saham yang mampu meraih pertumbuhan kinerja keuangan, serta memiliki valuasi yang menarik untuk dicermati karena sudah undervalued

Kiwoom Sekuritas menilai saham yang menarik dicermati adalah PTPP karena telah diperdagangkan di price-to-earning (PE) ratio 6 kali dan price to book value (PBV) 0,19 kali. Potensi target harga PTPP berada di level Rp500 per lembar. 

Saham lainnya adalah ADHI yang diperdagangkan di PE 8 kali dan PBV 0,22 kali. Sukarnya menyematkan target harga perseroan berada di level Rp300 per saham. 

Dari lantai bursa, saham PTPP saat ini bertengger di level Rp376 per lembar atau mencerminkan koreksi sebesar 12,15% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD). Sedangkan saham ADHI dibanderol Rp228 atau melemah 26,92% YtD. 

“Perlu jadi catatan jika ingin masuk tetap perhatikan sinyal-sinyal teknikal, Terutama saham yang masih dalam downtrend, sebaiknya tunggu ada sinyal transisi terjadi,” kata Sukarno.

Untuk saham WIKA, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan secara teknikal gerak saham perseroan masih cenderung sideways dalam jangka pendek. 

Selain itu, indikator MACD menunjukkan adanya penyempitan tetapi masih berada di area negatif dan Stochastic juga sideways di oversold. Dia merekomendasikan speculative buy WIKA dengan support Rp134 dan resistance Rp145 per saham. 

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper