Bisnis.com, JAKARTA — Rencana merger antara PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) disebut akan memberikan sentimen positif bagi kinerja saham emiten telekomunikasi tersebut. Selain itu, aksi merger juga dinilai dapat membuat tarif layanan semakin terjangkau. Investor bisa untung?
Head of Research InvestasiKu (Mega Capital Sekuritas) Cheril Tanuwijaya mengatakan aksi korporasi ini bisa menjadi sentimen positif untuk kinerja di masa depan.
"Aksi korporasi ini bisa jadi sentimen positif untuk kinerja di masa depan, meskipun prosesnya masih tahap awal saat ini," kata Cheril, dikutip Jumat (17/5/2024).
Dia melanjutkan, jika merger antara EXCL dan FREN ini berjalan dengan lancar, hal ini nantinya akan meningkatkan nilai tambah. Merger akan membuat perusahaan menjadi semakin efisien dari segi biaya, SDM, teknologi, dan lain sebagainya, sehingga secara keuangan akan semakin kuat.
Senada, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward menilai rencana merger antara FREN dan EXCL akan membuat tarif layanan menjadi lebih murah.
“Harusnya [tarif layanan] lebih murah karena akan lebih efesien,” kata Ian kepada Bisnis.
Baca Juga
Adapun, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan bahwa layanan yang Smartfen berikan kepada 36 juta pelanggan saat ini termasuk tarif termurah yang berada di peringkat 4 di dunia.
“Semuanya demi Indonesia yang lebih baik. Memang kita kurang murah? Kita itu nomor 4 paling murah di dunia,” kata Merza saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Meski demikian, Merza menjelaskan bahwa perusahaan akan memberikan layanan yang lebih efisien dengan adanya aksi merger ini.
“Jadi sinergi ini kita harapkan menghasilkan kekuatan efisiensi yang luar biasa,” ujarnya.
Prospek Saham
Sementara itu, di lantai Bursa, Cheril melihat saham EXCL masih cukup menarik dengan kabar merger ini. Dia merekomendasikan untuk buy terhadap saham EXCL, dengan target harga Rp2.650, dan stop loss pada Rp2.270.
Untuk saham FREN, sejauh ini Cheril tidak memberikan rekomendasi karena kondisinya yang masih kurang likuid untuk diperdagangkan.
Mengacu data RTI Business pukul 10.40 WIB, saham FREN terpantau stagnan di level harga Rp50 per saham. Sepanjang sesi, saham FREN tak beranjak dari harga gocap.
Dalam sepekan perdagangan, saham FREN juga stagnan di level Rp50. Dan dalam 3 bulan terakhir, saham FREN telah terkoreksi 1,6%. Adapun, kapitalisasi pasar FREN hingga berita ini ditulis tercatat senilai Rp23,84 triliun.
Adapun, Saham EXCL terpantau naik 1,68% ke level Rp2.420 per saham pada perdagangan sesi I pukul 10.40 WIB. Saham EXCL diperdagangkan pada rentang Rp2.380-Rp2.430 hingga siang hari ini.
Dalam sepekan perdagangan, saham EXCL melemah 2,42%. Namun, dalam 3 bulan terakhir, saham EXCL telah menguat 3,86%. Kapitalisasi pasar EXCL tercatat senilai Rp31,77 triliun.
Investment Analyst Stockbit Sekuritas Theodorus Melvin dalam risetnya menjelaskan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada aksi merger ini. Dengan asumsi metode merger yang dilakukan akan sama atau konversi saham, maka informasi lanjutan yang penting untuk diketahui adalah rasio pertukaran penggabungan.
"Rasio ini akan menentukan apakah transaksi ini positif atau negatif untuk EXCL atau FREN, berdasarkan implied valuation dari rasio tersebut," kata Melvin.
Stockbit Sekuritas juga membandingkan merger ini dengan merger Indosat dan Hutchison 3 Indonesia. Meski terlihat serupa, Melvin mencatat EXCL-FREN melibatkan dua perusahaan terbuka, sementara Hutchison 3 Indonesia adalah perusahaan privat.
Adapun dengan size yang lebih besar, Stockbit Sekuritas mengasumsikan EXCL akan menjadi surviving entity ketika merger dengan FREN.
Sebelumnya, Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas telah mengumumkan penandatanganan MoU tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren untuk menciptakan entitas baru MergeCo.
Rencana merger ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo.
“Pada saat ini, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi [rencana merger XL Axiata dan Smartfren] yang mengikat,” kata manajemen Axiata dalam keterangan tertulis yang dimuat di keterbukaan informasi, Rabu (15/5/2024).
Manajemen Axiata menjelaskan bahwa validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MoU.
“Setiap perkembangan penting yang berhubungan dengan MoU ini akan diumumkan sebagaimana diperlukan,” ungkapnya.