Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM) memprediksi anggaran belanja modal sepanjang 2024 sebesar US$150 juta hingga US$200 juta atau setara dengan Rp2,41 triliun - Rp3,21 triliun (kurs jisdor Rp16.070).
Direktur ABM Investama Haris Mustarto mengatakan ABMM menganggarkan belanja modal tahun ini diperkirakan berada di level US$150 juta hingga US$200 juta. Meski demikian, belanja modal tersebut tidak terbatas untuk kemungkinan penambahan rencana investasi lainnya.
"Ini dia antara US$150 juta sampai US$200 juta itu belum termasuk di dalamnya ada termasuk rencana investasi yang mungkin akan dilakukan," kata Haris dalam paparan publik, Rabu (15/5/2024).
Meski demikian, Haris mengklaim ABMM memproyeksikan kinerja keuangan yang konservatif karena harga batu bara yang kembali normal.
Namun, menurutnya harga batu bara akan mencapai kesetimbangan baru pada level yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2015-2020. Kemudian, ketidakpastian geopolitik akan berpengaruh signifikan pada harga komoditas energi ke depan.
Adapun, beberapa strategi yang disiapkan adalah mengoptimalkan sinergi Grup ABM dengan partner strategis, kemudian operational excellence dengan selalu mengedepankan keamanan dan keselamatan kerja.
Baca Juga
“Memperkuat neraca perusahaan untuk mendukung tujuan bisnis dan memaksimalkan kinerja keuangan,” kata dia.
Selain itu, ABMM juga akan fokus pada pengembangan energi baru terbarukan. Teranyar, ABMM beserta anak usahanya PT Cipta Kridatama (CK) kembali menandatangani fasilitas Perjanjian Kredit (PK) bersama Bank Mandiri senilai Rp1,6 triliun dengan tenor lima tahun.
Selain penandatanganan PK, emiten LKH ini juga turut menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) penyusunan Environmental, Social, and Governance (ESG) Framework dan potensi pemberian pembiayaan hijau (green financing) berbasis Sustainability Linked Loan (SLL).