Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Loyo, Efek Komentar Irak soal Pemangkasan Produksi

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2024 melemah -0,41% atau -0,32 poin menjadi US$77,94 per barel pada pukul 08.09 WIB.
Aktivitas di kilang minyak Nasiriyah, Irak./Bloomberg.
Aktivitas di kilang minyak Nasiriyah, Irak./Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA Harga minyak telah melemah saat para pedagang menanti pertemuan OPEC+ mengenai kebijakan pasokan. Irak juga memberikan pesan beragam mengenai pendiriannya. 

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (13/5/2024) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2024 melemah 0,41% atau 0,32 poin menjadi US$77,94 per barel pada pukul 08.09 WIB. Harga minyak Brent kontrak Juli 2024 juga melemah 0,42% atau 0,32 poin ke US$82,44 per barel.

Menteri Minyak Irak Hayyan Abdul Ghani pada akhir pekan mengatakan Irak telah cukup memotong produksi dan tidak akan setuju untuk pemotongan lebih lanjut. Namun, belakangan dia menyatakan bahwa setiap keputusan adalah urusan OPEC, dan negara tersebut akan mengikuti keputusan kelompok tersebut.

“Komentar Irak adalah sebuah badai dalam cangkir teh,” jelas pendiri Vanda Insights, Vandana Hari. 

Lanjutnya, Hari mengatakan bahwa kemungkinan komentar tersebut terucap salah, atau salah paham pada awalnya, sehingga munculnya klarifikasi segera. 

Harga minyak mentah juga berada dalam tren penurunan sejak pertengahan April 2024 karena kehilangan sebagian besar premi risiko geopolitik, yang dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah. 

Tak hanya itu, harga minyak juga sedang berada dalam tekanan prospek permintaan yang beragam. Inflasi harga produsen China juga terus menunjukkan penurunan panjang, yang menyoroti lemahnya konsumsi negara tersebut, selaku importir minyak terbesar di dunia. 

OPEC dijadwalkan untuk menyampaikan pandangan pasar globalnya pada Selasa (13/5/2024), memberikan petunjuk tentang penilaian mereka terhadap keseimbangan global, pandangan permintaan, serta dinamika pasokan. 

Pertemuan kebijakan mereka mengenai kuota produksi akan diadakan pada 1 Juni 2024 dan laporan terbaru dari Badan Energi Internasional juga dijadwalkan rilis minggu ini.

Irak, produsen terbesar kedua di antara anggota OPEC, telah menjadi sumber kekhawatiran dalam kelompok tersebut karena gagal menerapkan pengurangan produksi secara penuh. 

Namun, sebagian besar pengamat pasar mengharapkan kelompok OPEC+ yang lebih luas akan memperpanjang pembatasan hingga paruh kedua, meskipun kapasitas cadangan beberapa negara anggota berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper