Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah aset kripto, termasuk Bitcoin (BTC), terpantau turun dalam beberapa waktu perdagangan usai halving terjadi. Kondisi sideways saat ini disebut masih berpotensi rebound khususnya untuk aset Bitcoin.
Berdasarkan data coinmarketcap pukul 17.15 WIB, koin dengan kapitalisasi pasar terbesar ini berada pada level US$60.860 per koin atau melemah 3,27% dalam 24 jam. BTC juga melemah 3,66% dalam perdagangan sepekan.
Aset lain adalah Ethereum yang berada pada level US$2.908 per koin. ETH turun 4,02% dalam 24 jam atau tergerus 6,27% dalam perdagangan sepekan.
Begitu pula dengan Solana (SOL) dan Cardano (ADA) yang masing-masing turun 5,81% dan 3,78% dalam 24 jam. Sementara meme koin yaitu Dogecoin dan Shiba Inu tergerus 4,78% dan 3,44%.
Crypto Researcher Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan meski kondisi pasar kripto saat ini sedang dalam kondisi landai atau sideways, optimisme pasar kripto untuk menghijau masih terbuka.
Hal ini dapat dilihat pada situasi saat ini di mana estimasi biaya rata-rata untuk menambang Bitcoin telah mencapai kenaikan yang signifikan.
Baca Juga
“Biaya rata-rata untuk menambang satu Bitcoin dalam beberapa hari pascahalving 20 April berada di kisaran angka US$90.000 atau sekitar Rp1,5 miliar,” kata dia dalam keterangan resmi, Sabtu (11/5/2024)/
Lebih lanjut dia menyebutkan biaya menambang yang lebih tinggi dari harga pasar Bitcoin tersebut menunjukkan tingginya optimisme para miner yang terus menambang Bitcoin terlepas dari berkurangnya reward pasca halving.
Dengan harga Bitcoin yang secara historis selalu mengikuti pola pergerakan average mining cost dalam jangka waktu yang sedikit lebih lama, maka data-data ini tentu dapat memberikan optimisme terhadap arah harga Bitcoin ke depan.
“Apabila tren yang ada berlanjut dan average mining cost akan bertahan pada level US$100.000 pada hari-hari setelah ini, artinya saat ini sedang melihat terbukanya kemungkinan harga pasar Bitcoin untuk melampaui angka tersebut dalam beberapa bulan ke depan,” lanjutnya.
Fahmi menyebutkan situasi tersebut tentu menjadi sebuah momentum menarik, khususnya bagi investor pemula yang baru ingin mulai mengeksplorasi aset kripto.
Tren positif yang ditunjukkan oleh Bitcoin dalam jangka menengah ke panjang dengan optimisme para miner tersebut dapat turut mendukung rally pasar kripto secara umum, mengingat saat ini Bitcoin adalah aset kripto terbesar yang pergerakan harganya seringkali dijadikan acuan para investor untuk menilai aset kripto lain.
Fahmi melanjutkan investor dapat memanfaatkan momentum Bitcoin yang ada saat ini di mana optimisme para penambang terhadap nilai Bitcoin ke depan relatif cukup tinggi.
“Meskipun harga Bitcoin baru akan berpotensi terapresiasi signifikan dalam 6 bulan ke depan, setidaknya mempersiapkan investasi di periode tersebut akan jauh lebih mudah dibandingkan ketika periode pasar bearish,” ujar Fahmi.