Bisnis.com, JAKARTA — Emiten panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) membukukan pendapatan sebesar US$103,31 juta atau setara Rp1,63 triliun (kurs jisdor Rp15.873) pada kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, PGEO mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi sebesar US$103,31 juta. Pendapatan ini naik tipis sebesar 0,68% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu US$102,61 juta.
Pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan dari operasi sendiri yang tercatat sebesar US$96,77 juta sementara untuk produksi pihak ketiga sebesar US$4,54 juta.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok PGEO juga ikut melambung menjadi sebesar US$43,73 juta atau setara dengan Rp694,22 miliar. Beban ini naik 6,33% dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$41,13 juta.
Alhasil, laba kotor tercatat turun menjadi US$59,58 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$61,48 juta.
Meski demikian, terdapat kenaikan pendapatan keuangan menjadi US$10,59 juta dan turunnya beban keuangan dan beban pajak penghasilan.
Baca Juga
Maka laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$47,51 juta atau setara dengan Rp754,14 miliar. Laba ini naik tipis dibandingkan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$46,96 juta.
Kemudian untuk jumlah liabilitas per Maret 2024 tercatat sebesar US$964,81 juta atau naik dibandingkan dengan periode akhir Desember 2023 yang tercatat sebesar US$992,88 juta. Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$215,31 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$749,50 juta.
Adapun per Maret 2024, PGEO mencatatkan ekuitas sebesar US$2,02 miliar atau meningkat dari periode akhir 2023 sebesar US$1,97 miliar. Total aset juga meningkat menjadi US$2,98 miliar.