Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menorehkan kinerja lesu pada kuartal I/2024 dengan mencatatkan penurunan laba bersih dan pendapatan.
Mengacu laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih DRMA mengalami penurunan 38,3% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp133,40 miliar, dibandingkan tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp216,05 miliar.
Pada saat yang sama, penjualan DRMA juga turun 7,39% YoY menjadi Rp1,33 triliun per 31 Maret 2024, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp1,44 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan DRMA ditopang dari segmen komponen roda dua sebesar Rp801,23 miliar, disusul roda empat sebesar Rp352,7 miliar, dan segmen lain-lain sebesar Rp181,28 miliar.
Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan, meskipun berada dalam situasi wait and see menyusul ketidakpastian politik terkait pemilihan presiden di kuartal pertama, penjualan DRMA tetap relatif stabil, hanya mengalami penurunan sedikit dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
"Sedikit pelambatan kinerja di kuartal pertama ini masih dalam taraf wajar, di mana banyak pelaku usaha memilih menunda langkah bisnis karena menunggu kepastian politik,” ujar Irianto dalam keterangannya, dikutip Kamis (25/4/2024).
Baca Juga
Selain itu, penurunan laba bersih disebabkan karena kenaikan modal kerja (opex) akibat pembayaran THR. Perlu diingat bahwa pada kuartal I/2023, DRMA juga baru melakukan akuisisi dan mencatatkan goodwill negatif, yang mengakibatkan peningkatan signifikan pada pendapatan lain-lain yang bersifat satu kali.
Sementara itu beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp1,09 triliun, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,18 triliun.
Dengan demikian, laba bruto DRMA pada periode kuartal I/2024 tercatat sebesar Rp246,58 miliar, dibandingkan Rp257,97 miliar pada tiga bulan pertama 2023.
"Ke depannya, dengan situasi industri yang lebih percaya diri, kami yakin penjualan akan menjadi lebih stabil, dan kami menargetkan kinerja DRMA akan semakin membaik pada kuartal-kuartal berikutnya,” imbuhnya.
Tak hanya itu, untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang dalam industri kendaraan listrik, Dharma Group membentuk suatu EV ekosistem yaitu Dharma Connect, yang mengembangkan berbagai komponen yang terbagi dalam empat segmen.
Keempat segmen tersebut yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), serta DC Solar di mana perseroan ke depannya berencana memasuki bisnis solar modul.
Seiring dengan berbagai kondisi yang berpengaruh terhadap peenjualan industri otomotif nasional, DRMA menetapkan target pertumbuhan pendapatan sebesar 10% untuk tahun 2024.