Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) menyampaikan akan terus melanjutkan aksi akuisisi tambang mineral dan energi baru terbarukan (EBT) pada 2024. UNTR menuturkan saat ini memiliki fasilitas pembiayaan sebesar US$2 miliar untuk melakukan aksi akuisisi tersebut.
Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma mengatakan fokus akuisisi UNTR saat ini adalah ke tambang mineral dan energi baru terbarukan. Menurut Frans, UNTR terus mencari kesempatan untuk melakukan akuisisi tersebut.
"Untuk renewables energy, pertanyaannya sekarang ada kesempatan tidak?" kata Frans ditemui usai konferensi pers United Tractors, di Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Dia menjelaskan saat ini UNTR telah memiliki aset renewables energy seperti PLTA melalui PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO). Sementara itu, aset renewables energy lainnya seperti angin belum dimiliki UNTR.
Dia melanjutkan kesempatan untuk mengakuisisi aset-aset EBT terbuka lebar, hanya saja permintaan untuk aset tersebut belum ada.
"Di Indonesia timur, solar PV ada potensi, angin ada potensi, tetapi demand enggak ada. Demand-nya masih di Jawa," ucap Frans.
Baca Juga
Sementara itu, untuk akuisisi aset mineral, jika terdapat potensi, maka UNTR pasti akan melakukan review dan meninjau aset tersebut. UNTR juga akan melihat beberapa kriteria seperti misalnya ESG hingga biodiversitas sebelum memutuskan untuk mengakuisisi aset tambang mineral.
"Kalau memang ada potensi, tetap kami pertimbangkan, karena opportunity enggak mungkin datang dua kali," tuturnya.
Frans melanjutkan untuk melakukan akuisisi-akuisisi tersebut, UNTR saat ini memiliki neraca keuangan yang cukup baik. UNTR juga menurutnya dapat menggunakan dana eksternal atau pinjaman untuk kebutuhan merger dan akuisisi.
Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro menuturkan saat ini kas milik UNTR terbilang cukup untuk membiayai belanja modal sebesar US$1,4 miliar. Akan tetapi, kebutuhan bisnis-bisnis investasi baru UNTR di sektor mineral akan dibantu oleh dana dari pihak ketiga.
Menurut Iwan, baik UNTR maupun anak usahanya PT Pamapersada Nusantara atau PAMA sejak tahun lalu aktif mencari pendanaan. Pendanaan yang terkumpul tersebut adalah sebesar US$2 miliar.
"Kami melakukan fundraising sekitar US$1 miliar di United Tractors dan US$1 miliar juga di PAMA. Kami harap dengan adanya standby facility bisa membiayai kebutuhan investasi," ujar Iwan.