Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Harum (HRUM) Raih Kredit Rp9,8 Triliun untuk Bisnis Nikel

PT Harum Energy Tbk. (HRUM) melakukan perjanjian kredit senilai US$620 juta atau sekitar Rp9,84 triliun untuk bisnis nikel.
Kegiatan operasional di tambang batu bara yang dikelola oleh PT Harum Energy Tbk./harumenergy
Kegiatan operasional di tambang batu bara yang dikelola oleh PT Harum Energy Tbk./harumenergy

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang nikel dan batu bara milik konglomerat Kiki Barki, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) melakukan perjanjian kredit senilai US$620 juta atau sekitar Rp9,84 triliun (estimasi kurs Jisdor 5 April 2024 Rp15.873 per dolar AS).

Ray A. Gunara, Direktur Utama Harum Energy, menyampaikan entitas HRUM yakni PT Tanito Harum Nickel (THN) telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit pinjaman berjangka dengan jumlah keseluruhan US$620 juta pada 5 Apri 2024.

Para pemberi pinjaman yaitu United Overseas Bank Limited, PT Bank UOB Indonesia, OCBC Limited, PT Bank OCBC NISP Tbk., DBS Bank Ltd., PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Permata Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank CTBC Indonesia, PT Bank BTPN Tbk., PT Bank KB Bukopin Tbk.

"Tujuan penggunaan dana pinjaman adalah pembiayaan kebutuhan umum perusahaan dan investasi, pembiayaan kembali pinjaman pemegang saham yang diberikan kepada THN, pembiayaan modal kerja dan keperluan umum THN, dan pembiayaan atas pengeluaran sehubungan fasilitas pinjaman," jelasnya dalam keterbukaan informasi di IDX, Kamis (18/4/2024).

Fasilitas pinjaman akan jatuh tempo seluruhnya pada tanggal 48 bulan setelah penarikan fasilitas perdana pinjaman. Suku bunga atas fasilitas pinjaman adalah jumah margin yang berlaku dan SOFR Berjangka, dimana kisaran suku bunga adalah 2,05%-2,55% di atas SOFR oleh pemberi pinjaman luar negeri, dan 2,30%-2,80% untuk pinjaman yang didanai oleh pemberi pinjaman di dalam negeri.

Ray menambahkan Grup HRUM telah melakukan investasi di sektor nikel dalam beberapa tahun ke belakang sebagai strategi diversifikasi. Sejak 2022, bisnis nikel mulai memberikan kontribusi terhadap kinerja usaha.

"Kontribusi bisnis nikel diharapkan terus bertumbuh secara berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang melalui investasi yang dilakukan HRUM dan anak perusahaannya," jelasnya.

HRUM menjalankan bisnis nikel melalui anak usahanya, yakni PT Harum Nickel Perkasa (HNP) dan PT Tanito Harum Nickel (THN). Kedua perusahaan memiliki kepemilikan mayoritas dalam PT Position, PT Infei Metal Industry, PT Westrong Metal Industry, PT Blue Sparking Energy. Selain itu, perseroan memiliki saham minoritas di PT Sunny Metal Industry.

Sementara itu, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) juga melakukan kerja sama strategis dalam pengembangan bisnis nikel bersama Eternal Tsingshan Group (ET). Kedua pihak juga menyiapkan penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) pada kuartal III/2024.

Ray A. Gunara, Direktur Utama Harum Energy, menyampaikan dalam rangka pengembangan bisnis nikel, HRUM telah menandatangani nota kesepahaman dengan ET pada 5 April 2024. ET merupakan perusahaan Hong Kong yang sudah melakukan banyak investasi di Indonesia terutama di kegiatan pengolahan dan pemurnian nikel.

"Grup ET juga menjadi mitra operator dari proyek smelter HRUM dan pengelola Kawasan Industri Weda Bay di Maluku Utara, dimana proyek-proyek tersebut berada," imbuhnya.

HRUM dan ET bermaksud melakukan kerja sama strategis. ET akan menjadi mitra HRUM dalam mengelola dan mengembangkan proyek-proyek nikel perseroan.

Untuk merealisasikan kerja sama tersebut, anak usaha HRUM yaitu HNP dan THN, akan menerbitkan surat urang wajib konversi atau obligasi wajib konversi (OWK), yang akan diambil bagian oleh ET sebagai mitra strategis. OWK nantinya akan dikonversikan menjadi sejumlah saham baru di HNP dan/atau THN.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper