Bisnis.com, JAKARTA - Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri selanjutnya setelah sukuk ritel SR020, yakni sukuk tabungan ST012 diperkirakan meluncur setelah Lebaran, tepatnya pada pekan terakhir April 2024. Kupon ST012 diperkirakan dapat menarik minat investor ritel.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan ST012 masih akan menarik, karena seri tersebut secara umum merupakan aset defensif bagi para investor, dengan sifatnya yang tidak dapat diperdagangkan (non-tradeable). Oleh karena itu, permintaan dari seri ini akan bergantung dari kondisi kupon serta pendapatan masyarakat.
"Dari sisi kupon, seri ini diperkirakan masih sangat menarik karena kondisi suku bunga yang masih tinggi, dan kami perkirakan kupon dari seri ini akan berada pada kisaran 6,2%-6,7%, tidak jauh berbeda dengan kupon seri ST011 yang terbit akhir tahun lalu," ujar Josua saat dihubungi Bisnis.
Sukuk Tabungan seri sebelumnya yaitu ST011 penjualannya tembus Rp20,02 triliun dari kedua seri sepanjang masa penawaran pada 6 November-6 Desember 2023.
Adapun, ST011 merupakan penerbitan instrumen SBSN ritel terakhir pada 2023. Sukuk Tabungan seri ST011T2 tenor 2 tahun menawarkan tingkat kupon sebesar 6,30% per tahun dan seri ST011T4 tenor 4 tahun memiliki kupon 6,50% per tahun yang bersifat floating with floor.
Josua mengatakan, mengingat Bank Indonesia (BI) diprediksi mulai melakukan pemotongan suku bunga, maka tingkat kupon ST012 ini dapat dikatakan menjadi seri yang atraktif bagi investor. Alhasil, permintaan dari investor berpotensi terus meningkat, sejalan dengan peningkatan awareness masyarakat terkait dengan SBN ritel.
Baca Juga
"Dari kondisi tersebut, kami perkirakan penerbitan seri ST012 ini akan mampu mencapai Rp15 triliun hingga Rp20 triliun," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, pemerintah cukup optimistis bahwa minat investor ritel domestik terhadap SBN ritel selanjutnya pada tahun ini masih tinggi. Jika sesuai jadwal, maka ST012 akan meluncur pada 26 April-29 Mei 2024 (tentatif).
"Untuk ST012 tentunya masih sangat optimis. Waktu peluncurannya insyaallah akhir April," ujar Dwi kepada Bisnis, Selasa (2/4/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, dari sisi pemerintah, perkembangan kebutuhan pembiayaan dan kondisi pasar, baik global maupun domestik yang berdampak terhadap pergerakan yield SBN, tetap menjadi faktor utama yang menjadi perhatian pemerintah.
"Demikian juga dari sisi investor yang melihat perkembangan pasar untuk mempertimbangkan faktor risiko investasi ke depannya," jelas Dwi.