Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. (ASII) mengumumkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 30 April 2024 yang menentukan besaran dividen final. Manajemen mengusulkan dividen Rp421 per saham atau sekitar Rp17,04 triliun.
Manajemen Astra sudah mengusulkan besaran dividen yang akan diputuskan dalam RUPS nanti. Adapun, salah satu agenda RUPS Astra ialah penetapan penggunaan laba bersih.
Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti mengatakan perseroan mengusulkan dividen final sebesar Rp421 per saham, bersama dengan dividen interim sebesar Rp98 per saham yang telah dibagikan pada Oktober 2023. Alhasil, total dividen yang diusulkan ASII untuk tahun buku 2023 menjadi Rp519 per saham.
"Rasio pembayaran dividen 62% berdasarkan laba bersih Grup Astra sebesar Rp34 triliun tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina," ujar Tira kepada Bisnis.
Jika menghitung jumlah saham ASII yang beredar sebanyak 40,48 miliar saham, maka total dividen tahun buku 2023 yang akan dibagikan ASII kepada pemegang saham sebesar Rp21,01 triliun. Adapun, dividen final Rp421 per saham setara dengan Rp17,04 triliun.
Kendati demikian, jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan total dividen ASII Rp640 per saham atau Rp25,90 triliun dari laba tahun buku 2022. Total dividen itu termasuk dividen interim Rp88 per saham dan dividen final Rp552 per saham.
Baca Juga
Ditinjau secara rasio, dividen ASII tahun buku 2023 juga lebih rendah dari rasio dividen tahun sebelumnya sebesar 85% berdasarkan laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp30,5 triliun, tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina.
Adapun, laba bersih ASII naik 16,91% secara year-on-year (YoY) hingga 31 Desember 2023 menjadi Rp33,83 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp28,94 triliun.
Kenaikan laba bersih ASII ditopang oleh pendapatan perseroan yang naik 5,03% YoY menjadi Rp316,56 triliun, dibanding tahun 2022 sebesar Rp301,37 triliun. Pendapatan itu disumbang dari berbagai lini bisnis ASII, di antaranya pertambangan, otomotif, jasa keuangan, agribisnis, infrastruktur hingga properti.
Dividen Astra
Berdasarkan catatan Bisnis, PT Astra International Tbk. (ASII) membagikan total dividen Rp640 per saham atau Rp25,90 triliun dari laba tahun buku 2022. Total dividen itu termasuk dividen interim Rp88 per saham dan dividen final Rp552 per saham.
Rasio pembayaran dividen ASII ini sebesar 85% berdasarkan laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp30,5 triliun, tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina.
Sebelumnya, pada tahun buku 2021 ASII membagikan total dividen sebesar Rp239 per saham, yang termasuk dividen final Rp194 per saham dan dividen interim Rp45 per saham.
Kala itu, jumlah saham ASII yang beredar sebanyak 20,19 miliar lembar. Dengan demikian, total dividen ASII pada tahun buku 2021 mencapai Rp4,82 triliun.
Adapun, laba bersih Astra sebesar Rp20,2 triliun pada 2021, 25% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar Rp16,16 triliun.
Pada tahun buku 2020, ASII juga membagikan dividen tunai Rp4,61 triliun setara Rp114 per lembar saham. Sementara itu, sisa laba bersih 2020 sebesar Rp11,54 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.
Besaran pembagian dividen Astra setara 28,52% dari total laba bersih yang dicatat perseroan tahun 2020. Jumlah tersebut lebih rendah daripada dividend payout ratio yang dilaksanakan pada 2019 yang sebesar 40%.
Terakhir, pada tahun buku 2019, ASII memutuskan untuk pembagian dividen Rp8,66 triliun atau 40% dari laba bersih sebesar Rp21,71 triliun. Total dividen ASII saat itu sebesar Rp214 per saham.
Histori Dividen Astra Tahun Buku 2019-2023:
Tahun Buku |
Dividen Interim |
Dividen Final |
2023 |
Rp98 |
Rp421 (usulan) |
2022 |
Rp88 |
Rp552 |
2021 |
Rp45 |
Rp194 |
2020 |
Rp27 |
Rp87 |
2019 |
Rp57 |
Rp157 |
____________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.