Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilah-pilih Saham Emiten Grup Salim

Sebanyak 10 emiten Grup Salim telah merilis kinerja keuangan 2023 yang dapat memengaruhi sahamnya.
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim (kanan) memberikan penjelasan kepada awak media usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan luar biasa, di Jakarta, Rabu (29/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim (kanan) memberikan penjelasan kepada awak media usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan luar biasa, di Jakarta, Rabu (29/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 10 emiten Grup Salim telah merilis kinerja keuangan 2023. Hasilnya, lima emiten mampu membukukan kenaikan laba bersih, sedangkan sisanya menorehkan penurunan. Lantas, saham mana yang paling menarik dicermati?

Sepanjang tahun lalu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) masih menjadi motor penggerak Grup Salim.

INDF, misalnya, mencetak laba bersih periode berjalan sebesar Rp8,14 triliun atau tumbuh 28,12% year-on-year (YoY). Sementara itu, ICBP membukukan laba bersih senilai Rp6,9 triliun pada 2023, melesat 52,39% jika dibandingkan dengan laba 2022.

Namun, kinerja Grup Salim di sektor perkebunan dan crude palm oil (CPO) merangkum nasib berbeda. Produsen minyak goreng Bimoli, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) dan PT anak usaha PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) menorehkan penurunan laba bersih.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai hanya sedikit saham emiten Grup Salim yang bisa dicermati investor, di antaranya INDF, ICBP, dan LSIP.

Menurutnya, INDF dan ICBP merupakan saham big caps yang secara konsisten menghasilkan kinerja pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun lalu. Adapun keduanya juga termasuk saham defensif yang tidak terpengaruh sentimen ketidakpastian global.

“Sementara itu, LSIP sekarang sudah diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas CPO dunia, jadi ini bisa membantu meningkatkan average selling price [ASP]. Hal ini pun sudah tecermin dari kenaikan harga sahamnya secara teknikal,” ujar Nafan kepada Bisnis, Kamis (4/4/2024).

Pada perdagangan hari ini, saham LSIP bertengger di level Rp930 per lembar, atau naik 0,54% dari harga sebelumnya. Mahar ini juga mencerminkan kenaikan 4,49% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/Ytd) dan 7,51% dalam satu bulan terakhir.

Di sisi lain, Nafan menuturkan bahwa INDF dan ICBP saat ini cenderung bergerak sideways. Saham INDF, misalnya, menurun 0,76% menuju level 6.500 per lembar pada hari ini, sedangkan saham ICBP membukukan penguatan sebesar 0,23%.

“Tetapi kita bisa memanfaatkan kondisi pergerakan harga sahamnya yang kini relatif sideways untuk buy on weakness. Jadi, bisa take profit di batas atasnya,” kata Nafan.

Mirae Asset menyematkan rekomendasi accumulative buy untuk saham INDF, ICBP, dan LSIP dengan masing-masing target harga di level Rp6.750, Rp12.075, dan Rp940 per lembar.

 

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper