Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Makan Siang Gratis Prabowo jadi Katalis Kinerja Japfa (JPFA)

Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) diwarnai sejumlah sentimen positif tahun ini, salah satunya program makan siang gratis Prabowo-Gibran.
Jajaran direksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) saat paparan publik di Jakarta Rabu (3/4/2024). /Bisnis/Rizqi Rajendra.
Jajaran direksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) saat paparan publik di Jakarta Rabu (3/4/2024). /Bisnis/Rizqi Rajendra.

Bisnis.com, JAKARTA - Sederet katalis positif berpotensi mendorong kinerja emiten unggas, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) pada 2024, di tengah bergulirnya isu rencana delisting induk usaha perseroan, Japfa Ltd di Bursa Singapura. Salah satunya program makan siang gratis yang diusung Prabowo Subianto.

Diberitakan sebelumnya, rencana delisting induk JPFA itu ditengarai bakal memicu risiko kredit bagi emiten unggas terbesar kedua di Indonesia itu. Pasalnya, Japfa Ltd merupakan pemegang saham pengendali yang menggenggam 55,43% kepemilikan di JPFA, dikabarkan tengah mencari pinjaman untuk memuluskan aksi go private tersebut.

Kendati demikian, Kepala Divisi Pengawasan Keuangan JPFA Erwin Djohan mengungkapkan, rencana delisting induk usaha dari Bursa Singapura itu tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perseroan.

"Sehubungan dengan itu, kami sudah menyampaikan di keterbukaan informasi tanggal 12 Maret 2024. Bahwa kami tetap menjalankan operasional seperti biasa, dan akan fokus ekspansi di segmen hilir," ujarnya dalam paparan publik Rabu (3/4/2024).

Untuk mendorong rencana ekspansi tersebut, JPFA menyiapkan belanja modal atau capex sebesar Rp2 triliun tahun ini, dengan alokasi signifikan untuk ekspansi kenaikan produktivitas dan produksi di sektor hilir.

Adapun, katalis positif untuk kinerja JPFA tahun ini yaitu peningkatan penjualan produk-produk unggas perseroan sepanjang bulan Ramadan hingga menjelang Lebaran 2024.

Head of Feed Division JPFA Budiarto Soebijanto menambahkan, meski perseroan tidak bisa mengukur pasti dampak penjualan dari Ramadan, namun ada kombinasi keseimbangan suplai dan permintaan yang menyebabkan harga ayam broiler (live bird) meningkat dibanding awal 2024.

“Di samping itu juga pasti ada permintaan yang bertambah karena Ramadan ini. Nah, kami lihat bahwa dengan keseimbangan supply dan demand ini mudah-mudahan di kuartal berikutnya dan seterusnya lebih baik ya," jelas Budiarto.

Tak hanya itu, dia mengatakan harga bahan baku terutama jagung sudah mereda, dari sebelumnya melonjak ke level Rp8.000 lebih hingga Rp9.000, sekarang sudah sekitar Rp5.500 menuju harga normal. 

"Hal ini mengurangi tekanan terhadap biaya produksi pakan maupun harga pakan yang menyebabkan tekanan kepada biaya produksi live bird," katanya.

Sentimen positif lainnya untuk kinerja JPFA yaitu adanya program makan siang gratis dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang berpotensi akan menguntungkan JPFA sebagai emiten unggas.

"Ya kami harapkan kalau memang betul-betul seperti yang dianggarkan oleh pemerintah, saya kira akan berdampak positif ya karena permintaan terhadap daging ayam dan juga produk ternak yang lain akan meningkat dan penyebaran distribusinya akan merata ke seluruh Indonesia," pungkasnya.

Alhasil, dengan adanya sederet katalis positif tersebut, perseroan optimistis kinerja pada 2024 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sayangnya, JPFA belum bisa mematok target berapa persentase kenaikan laba bersih maupun pendapatan pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper