Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) kompak membukukan penurunan laba bersih sepanjang 2023.
Menyitir laporan keuangan perusahaan, Rabu (3/4/2024), WEGE membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp46,7 miliar. Capaian ini turun 79,70% dibandingkan laba 2022 yakni Rp230,05 miliar.
Penurunan laba bersih perseroan terjadi di tengah kinerja pendapatan yang meningkat. Tahun lalu, WEGE mencetak pendapatan sebesar Rp3,97 triliun, naik 68,19% year-on-year (YoY).
Pendapatan itu ditopang oleh segmen jasa konstruksi yang mencapai Rp3,78 triliun, disusul segmen industri sebesar Rp127,38 miliar, segem konsesi menyumbang Rp52,87 miliar, dan properti meraih pendapatan Rp16,87 miliar pada 2023.
Seiring pendapatan yang meningkat, beban pokok perseroan juga naik 71,94% YoY menjadi Rp3,67 triliun. Dengan demikian, WEGE mengakumulasikan laba kotor sepanjang tahun lalu sebesar Rp303,21 miliar atau tumbuh 32,96% secara tahunan.
Dari sisi operasional, Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita mengatakan tahun ini perseroan membidik perolehan order book sebesar Rp13,42 triliun. Target tersebut terdiri atas kontrak baru sebesar Rp5,07 triliun dan kontrak carry over senilai Rp8,35 triliun.
Baca Juga
Komposisi perolehan kontrak baru 2024 rencananya berasal dari pemerintah dengan kontribusi sebesar 54%, BUMN mencapai 27%, dan swasta 19%.
“Dari komposisi tersebut, menunjukkan bahwa WEGE fokus pada proyek-proyek yang memiliki pendanaan yang kuat, jelas, dan independen,” ujar Hadian dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, untuk pengembangan bisnis pada 2024, perseroan akan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 254,71 miliar untuk untuk modal kerja dan investasi.
Sepanjang 2023, WEGE membukukan total aset senilai Rp5,56 triliun atau meningkat 2,53% YoY. Adapun liabilitas perseroan naik 4,10% secara tahunan menjadi Rp3 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp2,55 triliun atau tumbuh 0,74% YoY.
Di sisi lain, arus kas setara kas perseroan pada akhir periode Desember 2023 tercatat sebesar Rp1,03 triliun, meningkat sebesar 13,10% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp916,34 miliar.
KINERJA WIKA BETON (WTON)
Dalam perkembangan lain, kinerja WTON mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih 2023. Perseroan sepanjang tahun lalu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp4,2 triliun atau melemah 29,99% secara tahunan.
Penurunan itu juga diikuti oleh beban pokok pendapatan yang terkoreksi 29,28% YoY menjadi Rp3,88 triliun. Perolehan ini membuat laba kotor yang dirangkum WTON mencapai Rp322,91 miliar pada tahun lalu, atau menurun 37,56% YoY.
Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, WTON meraih laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp34,12 miliar. Jika dibandingkan dengan laba 2022, capaian tersebut turun 79,05% secara tahunan.
Dari sisi neraca, WTON mencatatkan total aset senilai Rp7,63 triliun atau menurun 19,22% YoY. Adapun liabilitas perseroan juga terkoreksi 31,05% secara tahunan menjadi Rp4 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp3,62 triliun atau melemah 0,32% YoY.
Di sisi lain, arus kas setara kas perseroan pada akhir periode Desember 2023 tercatat sebesar Rp407,21 miliar, ambles sebesar 73,53% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp1,53 triliun.
Sementara itu, dari kinerja operasional, manajemen WTON menyampaikan bahwa perseroan membukukan omzet kontrak baru sebesar Rp1,88 triliun hingga Maret 2024, atau mencapai 25,13% dari target sepanjang tahun ini yakni Rp7,48 triliun.
Sekretaris Perusahaan WTON Dedi Indra menjelaskan capaian kontrak baru itu ditopang oleh sektor infrastruktur sebesar 78,51%, proyek properti 9,03%, industri sebesar 7,87%, dan sisanya dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing sebesar 4,56%, 0,02%, dan 0,01%.
“Proyek-proyek besar yang mendukung kinerja WIKA Beton hingga kuartal pertama 2024 di antaranya adalah proyek LRT Jakarta Fase 1b - Trackwork Package, Toll JAPEK II Selatan Paket 2A – Balok, NCICD DKI Jakarta Lokasi 1 Paket 1,” ujarnya.
Selain itu, ada juga proyek Jalan Tol Serang - Panimbang Seksi III, Pengendalian Banjir Kencing Drain Di Kudus Tahap 1, Akses Patimban Paket 4 – Balok, Pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 Segmen KKT Kariangau - Tempadung PO-2, dan lainnya.
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka kontrak baru perseroan didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 75,47%, disusul perusahaan BUMN lain yang mencapai 20,95%, perusahaan induk WIKA 2,90%, dan pemerintah sebesar 0,67%.