Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Melemah, Sentuh Rp15.952 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.952 pada perdagangan hari ini, Selasa (2/4/2024).
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.952 pada perdagangan hari ini, Selasa (2/4/2024). Rupiah melemah di tengah penguatan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,36% ke Rp15.952 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,02% ke 105,04.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka melemah. Mata uang yang dibuka melemah tersebut di antaranya adalah yen Jepang turun 0,07%, won Korea Selatan turun 0,28%, dan yuan China turun 0,03%.

Begitu juga dengan mata uang negara tetangga yang melemah seperti ringgit Malaysia melemah 0,37%, dolar Singapura turun 0,02%, peso Filipina turun 0,17%, dan baht Thailand melemah 0,19%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif hari ini, dan ditutup melemah pada rentang Rp15.880-Rp15.940 per dolar AS. Pada hari sebelumnya, rupiah juga ditutup melemah pada level Rp15.895 per dolar AS.

Menurut Ibrahim, sentimen terhadap rupiah datang dari pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menuturkan data inflasi AS terbaru sejalan dengan apa yang ingin dilihat The Fed, dalam komentar yang sesuai dengan pernyataannya setelah pertemuan kebijakan The Fed bulan lalu. 

Menurut Ibrahim CME FedWatch Tools menunjukkan pasar kini memperhitungkan peluang 68,5% dari penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni dibandingkan peluang 57% pada akhir minggu lalu. Trader juga memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 75 basis poin tahun ini. 

Selain itu, lanjutnya, perhatian investor juga akan beralih ke data ketenagakerjaan bulan Maret yang akan dirilis nanti. Laporan ketenagakerjaan yang lemah semakin meningkatkan peluang The Fed untuk memulai siklus pelonggaran kebijakannya mulai bulan Juni.

Dari dalam negeri, Ibrahim menuturkan sentimen datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan inflasi Maret 2024 mencapai 0,52% secara bulanan pada Senin (1/4/2024), dan relatif lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan tahun lalu. 

Menurut BPS, inflasi ini dipicu oleh kenaikan bahan pangan, beras, gula, daging ayam, telu ayam, dan bawang putih saat Ramadan kali ini. Adapun, inflasi tahunan mencapai 3,05% dan inflasi tahun kalender sebesar 0,93%. 

Selain inflasi, kata Ibrahim, pelemahan mata uang rupiah belakangan ini juga disebabkan oleh aliran keluar modal asing atau capital oitflow yang terjadi dua pekan terakhir. 

Di sisi lain, gugatan terhadap hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) menurutnya juga menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Menurut Ibrahim, hal ini dapat menjadi kekhawatiran investor akan ketidakpastian kondisi politik Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper