Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah ke 15.895, Data Inflasi Tembus Ekspektasi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah seiring dengan tingginya rilis data Inflasi.
Annisa Kurniasari Saumi,Aprianto Cahyo Nugroho
Senin, 1 April 2024 | 15:32
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke level Rp15.895,5 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (1/4/2024) seiring dengan tingginya rilis data Inflasi.

Per pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,24% atau 38 poin ke Rp15.895 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS naik 0,05% ke 104,543.

Bersamaan dengan rupiah, won Korea Selatan turun 0,14%, peso Filipina turun 0,10%, lalu ringgit Malaysia turun 0,04%, dan yen Jepang turun 0,01%.

Rupiah melemah seiring dengan rilis data inflasi Maret 2024 yang melampaui ekspektasi ekonom/ analis.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Maret 2024 meningkat menjadi sebesar 3,05% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya.

Inflasi tahunan Maret 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Februari 2024, inflasi tercatat sebesar 2,75% yoy.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi terutama dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 7,43% dan memberikan andil besar 2,09% terhadap total inflasi.

"Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini antara lain beras, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, dan gula pasir,” katanya dalam konferensi pers, Senin (1/4/2024).

Dia menjelaskan, di samping itu, komoditas lain yang juga menyumbang inflasi secara signifikan antara lain emas perhiasan dan nasi dengan lauk.

Berdasarkan sebaran inflasi secara wilayah, secara tahunan seluruh provinsi mengalami inflasi, dengan laju tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar 4,78%.

”Sedangkan inflasi terendah terjadi di Papua Barat Daya dengan inflasi sebesar 1,42%,” ungkap Amalia.

Secara bulanan, inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,52% (month-to-month/mtm). Adapun secara tahun kalender, inflasi mencapai 0,93%.

Sebelumnya, konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi pada Maret 2024 ini di angka 2,91% (yoy), dan 0,4% (mtm). Di mana sembilan dari 25 ekonom berpendapat inflasi akan menembus 3%.

Proyeksi ini lebih tinggi dari realisasi inflasi di Indonesia pada Februari 2024 yang berada di level 2,75% (yoy) dan 0,37% secara bulanan atau month-to-month (mtm).

Rupiah Melemah ke 15.895, Data Inflasi Tembus Ekspektasi

Sentimen The Fed

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan fokus pasar saat ini tertuju pada data indeks harga PCE atau ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada hari Jumat. Tanda-tanda menurunnya inflasi kemungkinan besar akan memicu pelemahan terhadap dolar AS, mengingat hal tersebut meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal.

Bersamaan dengan data PCE, pidato terpisah dari Ketua The Fed Jerome Powell dan anggota FOMC Mary Daly juga akan disampaikan pada hari Jumat, meskipun pasar akan tutup karena libur Jumat agung.

Sinyal dari keduanya mengenai penurunan suku bunga akan diawasi dengan ketat, setelah pejabat Fed lainnya memberikan nada yang agak hawkish pada minggu ini. Gubernur Christopher Waller memperingatkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan suku bunga, dengan alasan inflasi yang sulit dan ketahanan ekonomi AS.

Dari dalam negeri, Ibrahim menuturkan sentimen tertuju pada para analis yang optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2024 tidak jauh dari angka 5%.

Penopang utama laju pertumbuhan ekonomi tersebut karena adanya efek pemberian komponen tunjangan kerja dan THR di momen hari raya Idulfitri 1445 yang jatuh pada tanggal 9 April 2024.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pemberian komponen tunjangan kinerja 100% pada tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 ASN berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi 2024. Pemberian komposisi tukin 100% ini merupakan upaya pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sebesar 5,2% year on year (YoY).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper