Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia dan infrastruktur milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) berhasil memangkas kerugian sepanjang 2023.
Mengacu laporan keuangan di laman BEI, rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TPIA terpangkas -77,54% menjadi US$33,57 juta atau sekitar Rp518,37 miliar (Kurs jisdor 29 Desember 2023: Rp15.439). Rugi itu menyusut dibandingkan 2022 sebesar US$149,53 juta atau sekitar Rp2,30 triliun.
Pada saat bersamaan, pendapatan TPIA turun 9,42% menjadi US$2,15 miliar atau sekitar Rp33,34 triliun pada 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$2,38 miliar atau sekitar Rp36,81 triliun.
Ditinjau berdasarkan segmen, pendapatan jumbo TPIA ditopang dari segmen kimia sebesar US$2,08 miliar, diikuti segmen infrastruktur US$77 juta.
Direktur TPIA Suryandi mengatakan, perseroan merambah ekspansi dari bisnis petrokimia menjadi merambah ke sektor infrastruktur. Ekspansi ini dimulai melalui anak usaha TPIA, Chandra Daya Investasi (CDI) yang mengakuisisi Krakatau Chandra Energi dan Krakatau Tirta Industri, yang masing-masing merupakan bisnis energi dan air.
"Lebih lanjut, Krakatau Chandra Energi juga berinvestasi hingga US$200 juta untuk meningkatkan kepemilikannya di Krakatau Posco Energy [KPE] dari 10% menjadi 45%, serta rencana pembangunan pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt setelah menyelesaikan keputusan investasi," ujar Suryandi dalam keterangannya, Jumat (29/3/2024).
Baca Juga
Pada akhir 2023, TPIA juga bermitra dengan The Electricity Generating Public Company Limited (EGCO) melalui investasi EGCO di CDI dengan total investasi sebesar US$194 juta.
Serangkaian transaksi ini menunjukkan komitmen TPIA dalam membangun kemitraan yang kuat dan perannya sebagai investor utama di sektor energi, sembari bertujuan untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengurangi risiko dengan menciptakan sistem terintegrasi dan terkoneksi di dalam kompleks industri di Cilegon.
Seiring turunnya pendapatan, beban pokok TPIA ikut menyusut 13,25% menjadi US$2,07 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$2,39 miliar.
Alhasil, TPIA berhasil mencatatkan laba kotor sebesar US$81,83 juta pada 2023, dibanding 2022 yang membukukan rugi kotor US$10,95 juta.
Adapun, kas dan setara kas akhir tahun perseroan sebesar US$1,43 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$1,40 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset TPIA tercatat sebesar US$5,61 miliar per 31 Desember 2023, dibanding posisi akhir 2022 sebesar US$4,92 miliar. Liabilitas perseroan naik menjadi US$2,62 miliar, dibandingkan akhir 2022 sebesar US$2,12 miliar. Sementara itu, ekuitas TPIA juga naik menjadi US$2,99 miliar, dari posisi Desember 2022 sebesar US$2,80 miliar.
----------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.