Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) kian getol melakukan diversifikasi bisnis di luar pertambangan. Paling anyar, Perusahaan melalui entitas anaknya telah mengakuisisi perusahaan penghasil minyak atsiri PT Natura Aromatik Nusantara (Natura).
Indika Naturue, anak perusasaan INDY yang menyediakan solusi berbasis alam menambah kepimilikan saham di Natura mejadi 100%. Penandatanganan dilakukan pada 27 Maret 2024 di Jakarta oleh CEO Indika Nature Leonardus Herwindo.
Dengan selesainya transaksi ini, Indika Nature resmi mengelola penuh Natura dalam memproduksi produksi bahan kimia aroma, minyak atsiri, dan ekstrak alami.
Leonardus Herwindo menyebut, transaksi antara Indika Nature dan Novotel International Care Extracts, salah satu pemegang saham Natura, ini merupakan langkah strategis Indika Nature untuk memperkuat supply chain (rantai pasokan) agroforestri khususnya pada sektor komoditas minyak atsiri.
"Produk agroforestri seperti minyak atsiri memiliki potensi yang sangat besar dan merupakan salah satu produk unggulan Indonesia yang perlu dikembangkan dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan,” kata Leonardus, Kamis (28/3/2024).
Didirikan pada tahun 2014, Natura adalah salah satu perusahaan nasional yang memproduksi senyawa aroma, minyak atsiri, dan ekstrak alami berkualitas tinggi dengan menggunakan bahan baku alami Indonesia. Natura saat ini beroperasi di Solo, Jawa Tengah dan merupakan eksportir minyak atsiri keempat terbesar di Indonesia dan melayani lebih dari 20 negara.
Baca Juga
“Indika Nature dan Natura memiliki keselarasan tujuan, yaitu meningkatkan perekonomian dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan melalui solusi berbasis alam. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk tetap menjaga bumi agar tetap lestari bagi generasi mendatang,” tutur Leonardus.
Selain bisnis minyak atsiri, pada awal tahun lalu INDY juga tercatat membentuk entitas usaha baru di bidang distribusi kesehatan. Entitas baru ini dibentuk oleh entitas perusahaan patungan INDY dengan Bioneer Corporation, PT Bioneer Indika Group.
Sekretaris Perusahaan INDY Adi Pramono mengatakan anak-anak perusahaan INDY Bioneer Indika Group dan PT Indika Medika Nusantara mendirikan perusahaan bernama PT Bioneer Indika Diagnostik (BID). Menurut Adi, BID akan menjalankan kegiatan usaha di bidang distribusi alat kesehatan.
"Pendirian BID oleh Bioneer Indika Group dan Indika Medika Nusantara merupakan langkah INDY secara grup untuk melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha ke sektor kesehatan di Indonesia," ujar Adi beberapa waktu lalu.
Adi menjelaskan, sebanyak 31,48 miliar saham Bioneer Indika Diagnostik atau 99,968 persen dimiliki oleh Bioneer Indika Group, dan sebanyak 10 juta saham atau 0,032 persen dimiliki oleh Indika Medika Nusantara. Total seluruh saham dalam BID ini adalah sebesar 31,49 juta saham.
Kurangi Bisnis Batu Bara
Seiring dengan gencarnya diversifikasi bisnis, INDY juga secara perlahan-lahan mulai melepas aset-aset yang berkaitan dengan batu bara. teranyar, perseroan melepas tambang batu bara PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) kepada emiten milik Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Pada 26 Februari 2024 lalu, CUAN menyampaikan telah menuntaskan proses akuisisi lini binis tambang batu bara INDY, yaitu PT Multi Tambang Utama (MUTU) dari PT Indika Indonesia Resources (IIR) dan Indika Capital Investments Pte. Ltd. (ICI)
CUAN telah mengakuisisi sebanyak 2,26 miliar (2.263.030.000) saham atau 100% dari jumlah seluruh saham yang telah disetor di dalam MUTU. Keseluruhan saham tersebut memiliki nilai sebesar US$203 juta atau sekitar Rp3,2 triliun sesuai dengan kurs Jisdor sampai tanggal 23 Februari 2024.
Selanjutnya, para pihak dalam waktu dekat akan menyelesaikan pengalihan hak pemasaran (marketing rights) yang dimiliki oleh ICI dengan nilai sebesar US$ 15 juta, yang menjadikan total nilai akuisisi keseluruhan mencapai US$ 218 juta.
Sebagai informasi, MUTU merupakan perusahaan pertambangan batu bara termal dan batu bara metalurgi bituminous yang berlokasi di Kalimantan Tengah, dan memiliki PKP2B (Perjanjian Kontrak Karya Pertambangan Batubara) generasi ke-3 dengan area konsesi yang luas mencapai 24.970 hektar.
Vice President Director dan Group CEO Indika Energy Azis Armand mengatakan penjualan kepemilikan saham di MUTU adalah bagian dari strategi INDY sebagai perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang beragam. Dia menuturkan INDY bertujuan untuk mengurangi eksposur dalam bisnis batu bara dan meningkatkan portofolio investasi non-batu bara.
Dengan pelepasan ini, Azis memastikan aksi korporasi ini tidak akan berdampak ke kinerja keuangan INDY ke depan.
INDY menargetkan untuk mencapai 50 persen pendapatan dari sektor non-batu bara pada tahun 2025. Sebagai informasi, hingga akhir 2022 segmen batu bara INDY masih memberikan kontribusi 88,3% dari total pendapatan, meningkat dari 2021 sebesar 87,1%.
Selain melakukan divestasi, INDY juga terus memacu bisnisnya di segmen kendaraan listrik. Tercatat, INDY mendirikan anak usaha baru di bidang pengisian daya kendaraan listrik, yakni PT Kalista Nayara Dayautama (KND).
Anak usaha baru tersebut didirikan pada Kamis, (21/9/2023) melalui dua anak usaha INDY lainnya, yaitu PT Kalista Nusa Armada (KNA) dan PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI). Keduanya merupakan anak usaha yang dimiliki 100 persen oleh INDY baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adi Pramono mengatakan KND akan melakukan kegiatan usaha pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik, menjalankan usaha penjualan tenaga listrik kepada konsumen akhir, serta melakukan perdagangan besar untuk mesin dan peralatan instalasi penyediaan tenaga listrik.
INDY juga membuka peluang membawa entitas usahanya PT Ilectra Motor Group (IMG) yang merupakan produsen motor listrik Alva, melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Direktur dan Group Chief Investment Officer INDY sekaligus Presiden Direktur IMG, Purbaja Pantja mengatakan pihaknya tak menutup kemungkinan bagi IMG selaku produsen motor listrik Alva untuk meraup penggalangan dana melalui IPO ke depannya.
Akan tetapi, lanjutnya, untuk menjadi sebuah perusahaan publik tentu membutuhkan proses yang tidak singkat, mengingat PT Ilectra Motor Group baru saja didirikan pada 2022 lalu.