Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konsumer Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) kompak membukukan kenaikan laba bersih pada 2023. Memasuki 2024, Bos Indofood Anthoni Salim menyampaikan akan fokus pada keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas.
Sepanjang 2023, INDF mengantongi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp8,14 triliun. Pencapaian itu meningkat 28,12% year-on-year (YoY) dari Rp6,35 triliun pada 2022.
Lonjakan profit yang lebih tinggi dicapai oleh ICBP. Produsen Indomie itu membukukan lompatan laba bersih 52,39% YoY dari Rp4,58 triliun menjadi Rp6,99 triliun pada 2023.
Kenaikan laba bersih diraih INDF saat penjualan neto perseroan hanya naik tipis 0,79% secara tahunan menjadi Rp111,7 triliun. Jumlah itu bersumber dari penjualan produk konsumen bermerek Rp68,59 triliun, Bogasari Rp30,41 triliun, agribisnis Rp15,97 triliun, distribusi Rp6,95 triliun, dan dikurangi eliminasi Rp10,23 triliun.
Sementara itu, penjualan ICBP tumbuh 4,8% YoY menjadi Rp67,9 triliun. Termasuk, penjualan neto mi instan kepada pelanggan eksternal senilai Rp49,22 triliun. Indofood mencatatkan laba usaha yang relatif stabil di kisaran Rp19,66 triliun dengan margin laba usaha yang diklaim sehat sebesar 17,6%.
Manajemen perseroan menyebutkan apabila tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, laba inti INDF yang mencerminkan kinerja operasional meningkat 8%menjadi Rp9,78 triliun dari Rp9,06 triliun.
Baca Juga
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan perusahaan mampu meraih kinerja keuangan yang solid pada 2023 kendati dihadapkan pada kondisi keuangan global yang penuh dengan perubahan dan tantangan.
“Memasuki 2024, kami tetap optimistis, tetapi senantiasa berhati-hati dalam menghadapi kondisi ketidakpastian global dan terus berupaya untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan, serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas,” paparnya dalam keterangan resmi, Senin (25/3/2024).
Terkait dengan kinerja ICBP, Anthoni menilai ICBP berhasil menyesuaikan diri di tengah dinamika pasar akibat tantangan global dan melemahnya daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Meski dibayangi tantangan itu, lanjutnya, ICBP mampu mencetak pertumbuhan penjualan dan profitabilitas.
Anthoni optimistis prospek ekonomi Indonesia yang tetap tangguh mendukung rencana ICBP untuk terus menyeimbangkan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas dan tetap mempertahankan neraca keuangan yang kuat.
“Selain itu, kami akan mencermati perkembangan kondisi makro secara global agar dapat menyesuaikan strategi kami dengan perkembangan yang terjadi,” imbuhnya.