Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) meneken perjanjian kerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Head of Corporate Secretary VKTR Indah Permatasari Saugi mengatakan, penandatanganan perjanjian kerja sama antara VKTR dengan Pertamina Power tersebut dilakukan pada Jumat 15 Maret 2024.
"Perjanjian ini merupakan langkah awal kemitraan strategis terkait pengembangan fasilitas Mobility as a Service [layanan mobilitas] dengan PPI," ujar Indah dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dikutip Rabu (20/3/2024).
Sebagai informasi, Pertamina Power Indonesia merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang memiliki kegiatan usaha di bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan baterai melalui perusahaan patungan ke depannya.
Adapun, dengan ditandatanganinya perjanjian itu diharapkan dapat berdampak pada potensi penambahan pendapatan dan laba VKTR ke depannya. Indah mengatakan, sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini disampaikan, informasi material ini tidak memiliki dampak terhadap kegiatan hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
"Perjanjian ini bukan merupakan transaksi material serta bukan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama di bidang pasar modal," pungkasnya.
Baca Juga
Menilik kinerja keuangannya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk VKTR turun 89,06% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp5,42 miliar hingga 31 Desember 2023 dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp49,59 miliar.
Pada saat bersamaan, penjualan VKTR juga mencatatkan penurunan 0,87% yoy menjadi Rp1,06 triliun, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1,07 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan VKTR ditopang oleh manufaktur yang berkontribusi sebesar Rp1,04 triliun, diikuti perdagangan atau trading sebesar Rp105,07 miliar. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp89,83 miliar.
Seiring turunnya penjualan, beban pokok VKTR juga turun 3,41% yoy menjadi Rp848,47 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp878,46 miliar.
Meski begitu, laba bruto VKTR tercatat naik 10,76% yoy menjadi Rp213,39 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp192,66 miliar.
Seiring diumumkannya perjanjian kerja sama tersebut, saham VKTR terpantau naik 5,84% ke level Rp163 pada Rabu (20/3/2024) pukul 10.05 WIB. Secara year-to-date (ytd) saham VKTR juga telah menguat 34,17%.