Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok entitas Philip Morris International, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar RUPS bulan depan, yang diprediksi kembali memberikan keputusan pembagian dividen.
HMSP akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan pada 23 April 2024. Investor tentunya berharap keputusan pembagian dividen dari laba bersih.
Dari sisi kinerja, emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih pada tahun 2023.
HMSP membukukan peningkatan penjualan 4,29% di akhir 2023, menjadi Rp115,9 triliun. Penjualan ini naik dari 2022 yang sebesar Rp111,2 triliun.
Penjualan HMSP didorong dari penjualan lokal sigaret kretek mesin sebesar Rp68,9 triliun, sigaret kretek tangan Rp35,9 triliun, sigaret putih mesin Rp8,06 triliun, sigaret putih tangan Rp999,6 miliar, dan lainnya senilai Rp1,04 triliun.
Penjualan lokal ini mendominasi penjualan HMSP, dengan total penjualan mencapai Rp114,9 triliun di 2023. Sementara itu, penjualan ke pihak berelasi HMSP adalah sebesar Rp1 triliun.
Baca Juga
Meningkatnya pendapatan ini juga turut meningkatkan beban pokok penjualan HMSP. Beban pokok penjualan HMSP naik menjadi Rp96,6 triliun, atau tumbuh 2,76% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp94,05 triliun.
Tumbuhnya beban pokok penjualan ini tak menggerus laba kotor HMSP. HMSP mencatatkan laba kotor senilai Rp19,3 triliun pada 2023. Laba kotor ini tumbuh 12,66% dibandingkan 2022 yang sebesar Rp17,15 triliun.
Alhasil, laba bersih HMSP tumbuh menjadi Rp8,09 triliun pada 2023. Laba bersih ini naik 28,04% dari 2022 yang sebesar Rp6,32 triliun.
DIVIDEN HMSP
Sementara itu, dividen HMSP cenderung menurun dalam 5 tahun terakhir walaupun jumlahnya masih jumbo. Pada tahun buku 2022 misalnya, total dividen mencapai Rp6,36 triliun.
RUPST HMSP pada 9 Juni 2023 menyepakati dividen total sebesar Rp6,36 triliun untuk tahun buku 2022. Besaran dividen total tersebut setara dengan Rp54,7 per saham.
Dengan laba per saham HMSP pada tahun buku 2022 sebesar Rp54 per saham, maka rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) mencapai 101,3%.
Dividen HMSP itu lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai Rp63,3 per saham. Hal ini dipicu oleh penurunan laba yang dilaporkan perusahaan sepanjang 2022.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat turun 11,39% menjadi Rp6,32 triliun sepanjang 2022, dibandingkan dengan Rp7,13 triliun pada Januari—Desember 2021.
Koreksi laba tersebut terjadi meskipun emiten di bawah kendali Philip Morris International tersebut mencetak penjualan sebesar Rp111,21 triliun pada 2022 atau naik 12,47% dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp98,87 triliun.
Namun, meningkatnya kinerja penjualan HMSP diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 14,61% secara tahunan menjadi Rp94,05 triliun dibandingkan dengan Rp82,06 triliun pada 2021.
Beban pokok penjualan ini meningkat utamanya disebabkan oleh beban pita cukai yang naik 14,67% dari Rp65,04 triliun pada 2021 menjadi Rp74,59 triliun pada 2021.
Secara historis, dividen HMSP tercatat turun dalam lima tahun terakhir. Pergerakan ini sejalan dengan tren koreksi laba dalam kurun 2018—2022 yang dialami perusahaan akibat beban cukai rokok yang meningkat.
Rasio pembayaran dividen terjadi pada tahun buku 2021 yang dibayarkan pada Juni 2022. Kala itu, HMSP menyetor dividen sebesar Rp63,3 per lembar atau dengan DPR sebesar 103,2%.
Sementara itu, DPR terendah terlihat pada tahun buku 2020. Sampoerna hanya mengalokasikan 98,7% dari laba bersihnya sebagai dividen, yakni sebesar Rp72,80 per lembarnya.
Histori dividen HMSP selama tahun buku 2018—2022 :
Tahun Buku |
DPS (Rp) |
EPS (Rp) |
Total Dividen (Rp Miliar) |
Laba Bersih (Rp Miliar) |
DPR (%) |
2022 |
54,70 |
54 |
6.362 |
6.324 |
101,3 |
2021 |
63,30 |
61 |
7.363 |
7.137 |
103,2 |
2020 |
72,80 |
74 |
8.468 |
8.581 |
98,7 |
2019 |
119,80 |
118 |
13.935 |
13.722 |
101,6 |
2018 |
117,20 |
116 |
13.632 |
13.538 |
100,7 |
Keterangan :
- DPS : Dividend per share
- EPS : Earning per share
- DPR : Dividend payout ratio