Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.580, Waswas Menanti Data Ekonomi AS

Rupiah ditutup melemah ke Rp15.580, Kamis (14/3/2024) jelang rilis data ekonomi AS.
Karyawati menunjukkan mata uang ruiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang ruiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.580 per dolar AS pada perdagangan Kamis (14/3/2024). Mayoritas mata uang Asia terpantau melemah, sedangkan dolar AS menguat sore ini.

Mengacu data Bloomberg Kamis, (14/3/2024) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,03% atau 5 poin ke level Rp15.580 per dolar AS, setelah ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,05% di posisi 102,84 pada sore ini.

Mayoritas mata uang Asia terpantau kompak melemah terhadap dolar AS. Misalnya, yen Jepang turun 0,01%, dolar Taiwan ambles 0,12%, won Korea melemah 0,27%, dan peso Filipina turun 0,04%.

Selanjutnya, yuan China melemah 0,06%, baht Thailand turun 0,01%, ringgit Malaysia stagnan. Sementara itu, dolar Hongkong naik 0,02%, dolar Singapura menguat tipis 0,01%, dan rupee India naik 0,04%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pembacaan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang kuat membuat fokus pasar beralih ke pembacaan inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) AS dan penjualan ritel, yang akan dirilis pada Kamis (14/3). Keduanya diperkirakan akan menjadi faktor dalam pandangan The Fed soal suku bunga.

"Data tersebut juga muncul sebelum pertemuan Fed minggu depan, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dan memberi sinyal tidak ada rencana segera untuk mulai melonggarkan kebijakan," ujar Ibrahim dalam riset, Kamis (14/3/2024).

Di lain sisi, inflasi Jepang yang lebih tinggi adalah dua pertimbangan terbesar bagi Bank of Japan (BoJ) untuk mulai mengurangi suku bunga negatif dan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (YCC).

Ibrahim mengatakan, BOJ akan mengadakan pertemuan pekan depan, dengan laporan menunjukkan bahwa diakhirinya suku bunga negatif dan YCC dapat dilakukan pada saat itu atau pada pertemuan April 2024. Tanda-tanda ketahanan perekonomian Jepang baru-baru ini juga semakin memperkuat ekspektasi BOJ yang tidak terlalu dovish.

Sementara itu di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan survei konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Februari 2024 menurun. Hal itu tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2024 berada di level 123,1, dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 125.

"Sementara itu, untuk perdagangan besok, Jumat [14/3] mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah tipis direntang  Rp15.550-Rp15.620," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper