Bisnis.com, JAKARTA – CEO JPMorgan Chase (JPM.N) Jamie Dimon mendesak Federal Reserve (The Fed) untuk menunggu sampai Juni berlalu sebelum memangkas suku bunga pada Selasa (12/3/2024).
Bos JPMorgan itu menilai alasan bank sentral perlu meningkatkan kredibilitasnya dalam memerangi inflasi .
"Saya pikir mereka harus bergantung pada data. Jika saya jadi mereka, saya akan menunggu," kata Dimon pada pertemuan Australian Financial Review yang dikutip melalui Reuters.
"Anda selalu dapat menghentikannya dengan cepat dan dramatis. Kredibilitas mereka sedikit dipertaruhkan di sini. Saya bahkan akan menunggu hingga Juni dan membiarkan semuanya beres."
Dimon mengatakan perekonomian AS berjalan baik dan berada dalam fase booming, meskipun ia melihat "sedikit" gelembung di pasar ekuitas saat ini.
Ketua The Fed Jerome Powell di Capitol Hill pada pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya memandang ekonomi sehat dan para pembuat kebijakan 'tidak jauh' dari keyakinan yang cukup pada arah penurunan inflasi untuk mulai menurunkan suku bunga.
Baca Juga
Krishna Guha dari Evercore ISI memandang laporan pada Jumat menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih kuat, tapi perlahan-lahan melemah.
“Ini akan memberikan kepastian kepada the Fed bahwa kondisi ekonomi riil tetap konsisten secara luas dengan inflasi yang terus bergerak ke arah 2%, dan akan tepat untuk memangkas suku bunga di bulan Juni," katanya, melansir Reuters, Minggu (10/3/2024).
Kontrak berjangka yang mengacu pada suku bunga kebijakan Fed saat ini menunjukkan sekitar 80% kemungkinan Fed akan mulai memangkas suku bunga pada pertengahan Juni, dengan sedikit lebih dari satu banding empat kemungkinan dimulai pada 1 Mei.
Para trader mempertegas ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga, yaitu sebesar 1% pada akhir tahun ini, setara dengan penurunan seperempat poin dalam 7 pertemuan penetapan kebijakan Fed yang tersisa tahun ini.
Untuk diketahui, para pembuat kebijakan Fed selanjutnya akan bertemu pada 19-20 Maret, di mana mayoritas memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%.
Powell pada pekan lalu mengatakan bahwa kisaran tersebut kemungkinan besar akan menjadi puncaknya dan memberikan tekanan ke bawah pada tekanan harga.