Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia, termasuk IHSG kompak menguat pada penutupan perdagangan Jumat (8/3/2024), tersengat sinyal pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (9/3/2024) pukul 06.50 WIB, seluruh indeks kawasan Asia bergerak positif. Penguatan dirasakan oleh Hang Seng Index Hong Kong yang naik 0,76% atau 123,60 poin.
Kemudian Shanghai Composite China naik 0,62% atau 18,62 poin, Nikkei 225 Index Tokyo bergerak naik 0,23% atau 90,23 poin, Kospi Index Korea Selatan juga melambung 1,24% atau 32,73 poin. Kemudian BSE Sensex Index India naik 0,05% atau 33,40 poin dan ASX 200 Index Australia menguat 1,07% atau 83,26 poin.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di posisi 7.381 atau naik 0,11% pada perdagangan Jumat (8/3/2024). IHSG sebelumnya memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di posisi 7.373.
Penguatan Nikkei pada perdagangan kemarin menandai penguatan indeks Negeri Sakura itu untuk kenaikan mingguan selama 5 pekan berturut-turut. Nikkei juga sempat melonjak melampaui rekor tertingginya pada tahun 1989, didukung oleh reformasi perusahaan pemerintah dan kuatnya arus masuk asing.
Momentum melambat setelah indeks melewati level 40.000 untuk pertama kalinya pada hari Senin karena aksi ambil untung dan penguatan yen karena spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) dapat menormalisasi kebijakan pada pertemuan 18-19 Maret.
Baca Juga
Adapun mata uang Jepang naik 1,5% dalam seminggu, lompatan terkuat tahun ini terhadap dolar. Para pedagang melakukan beberapa koreksi pada saham-saham eksportir saat mereka mempersiapkan pertemuan BOJ, kata kepala strategi makro Nomura, Naka Matsuzawa.
"Investor tidak tahu berapa banyak rebound (dalam yen) yang akan terjadi setelah perubahan kebijakan, sehingga mereka tidak mengambil tindakan sideways," kata Matsuzawa dikutip Reuters.
Pelemahan yen membuat ekspor Jepang lebih kompetitif dan meningkatkan nilai pendapatan luar negeri.
Sementara sektor perbankan naik 2,1%. Sub-indeks ini membukukan lompatan mingguan terbaiknya sejak September sebesar 6%, seiring dengan meningkatnya spekulasi akan segera keluarnya kebijakan ultra-longgar BOJ.
Selain itu, penguatan bursa di Asia juga dipengaruhi oleh pasar yang mengapresiasi potensi potongan suku bunga Fed pada bulan Juni juga. Beberapa pedagang bahkan bertaruh pada pemotongan suku bunga oleh Fed pada bulan Mei setelah data JOLTS Jobs Opening Februari menambahkan 275.000 pekerjaan.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan pertumbuhan pekerjaan AS meningkat pada bulan Februari, meskipun tingkat pengangguran melonjak dan kenaikan upah melambat. Laporan yang bercampur tersebut tetap menjaga kemungkinan pemotongan suku bunga yang diantisipasi pada bulan Juni oleh The Fed.
Minggu ini, bank sentral dari Amerika Serikat dan Eropa meningkatkan harapan bahwa pemotongan suku bunga akan dimulai pada musim panas di kedua sisi Atlantik.
Sehari setelah Bank Sentral Eropa menahan suku bunga, pembuat kebijakan ECB, Francois Villeroy de Galhau, mengatakan akan ada pemotongan suku bunga pada musim semi, yang ia definisikan dari April hingga Juni.