Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Diversifikasi Aset saat Saham hingga Emas Bergerak Bullish

Aset saham hingga emas bergerak bullish setelah The Fed beri Sinyal penurunan suku bunga. Diversifikasi aset dapat ditempatkan secara berimbang saat ini.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Beberapa aset saham, pendapatan tetap, hingga emas bergerak bullish setelah pengumuman sinyal penurunan suku bunga dari The Fed disampaikan. Manajer Investasi menuturkan diversifikasi aset dapat ditempatkan secara berimbang saat ini.

Direktur Batavia Prosperindo Asset Management Eri Kusnadi mengatakan komposisi aset saat ini dapat ditempatkan secara berimbang antara obligasi dan saham, menyusul rencana The Fed untuk menurunkan suku bunga yang akan diikuti oleh Bank Indonesia. Menurut Eri, penurunan suku bunga menjadi sentimen utama terhadap pergerakan aset saat ini.

"Selain itu, mungkin pemilu Amerika Serikat bisa berpengaruh," ucap Eri, Jumat (8/3/2024).

Dari berbagai macam aset yang ada, Eri melihat prospek saham sementara ini masih baik karena terbukti dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dan solid. Demikian pula halnya dengan prospek dari reksa dana pendapatan tetap yang berisikan obligasi.

"Reksa dana pendapatan tetap akan tetap menarik walaupun suku bunga masih belum turun di semester I/2024 prediksinya," kata Eri.

Sebagaimana diketahui, IHSG kembali menembus rekor penutupan all time high (ATH) pada Jumat (8/3/2024) 0,11% atau 7,94 poin ke posisi 7.381,90 pada penutupan hari ini. Rentang pergerakan IHSG berada di antara 7.416,43 hingga 7.376,15.

Total perdagangan saham mencapai 13,73 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp13,10 triliun dan frekuensi sebanyak 1,08 juta kali. Tercatat 244 saham menguat, 273 saham melemah, dan 252 saham stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp11.855 triliun.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan investor masih menunggu penetapan hasil pemilu saat ini, melihat target rata-rata nilai transaksi harian bursa yang masih berada di bawah target Bursa.

Akan tetapi, kata Irvan, secara jangka panjang pasar modal Indonesia masih sangat menarik yang ditunjukkan dengan masuknya investor asing dan kenaikan IHSG ke level all time high.

"Yang perlu juga diperhatikan adalah aktivitas transaksi institusional lokal yg belum bergairah seperti sebelum pandemi," tuturnya.

___________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper