Bisnis.com, JAKARTA - BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan para perusahaan BUMN masih akan melakukan wait and see untuk melakukan aksi merger dan akuisisi pada tahun ini.
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menjelaskan saat ini perusahaan-perusahaan masih cenderung melakukan wait and see untuk melakukan merger dan akuisisi, khususnya perusahaan-perusahaan BUMN.
"Ada beberapa inisiatif merger dan akuisisi yang sudah terdengar, namun sepertinya belum akan terrealisasi dalam waktu dekat," kata Laksono, dikutip Minggu (25/2/2024).
Dia melanjutkan, saat ini BRI Danareksa Sekuritas tengah mengerjakan beberapa mandat merger dan akuisisi atas carry over dari tahun 2023. Mandat merger dan akuisisi tersebut ditargetkan selesai sebelum periode Presiden saat ini berakhir atau di kuartal III/2024.
Lebih lanjut, Laksono menjelaskan tantangan bagi merger dan akuisisi saat ini datang dari potensi perubahan kebijakan dari pemilihan presiden dan legislatif. Selain itu, tantangan juga datang dari formasi kabinet di pemerintahan presiden terpilih nantinya.
Di sisi lain, tantangan juga datang dari pengumuman hasil kinerja dari para emiten.
Baca Juga
BRI Danareksa Sekuritas pun memperkirakan beberapa sektor akan banyak melakukan merger dan akusisi di tahun ini. Sektor-sektor tersebut adalah infrastruktur, telekomunikasi, energi, dan keuangan.
Terpisah, Head, Capital Market & Advisory RHB Sekuritas Indonesia Gavin Yusuf memperkirakan prospek merger dan akuisisi di Indonesia setelah pemilu 2024 akan meningkat.
"Faktor-faktor seperti stabilitas politik, kebijakan pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi akan mendukung peningkatan merger dan akuisisi," ucap Gavin.
Namun, kata Gavin, terdapat beberapa faktor penghambat yang perlu dipertimbangkan, seperti ketidakpastian regulasi dan nilai aset.
Adapun Gavin memperkirakan sektor teknologi, konsumsi, dan infrastruktur diprediksi akan menarik minat investor untuk merger dan akuisisi.