Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Ethereum, Altcoin dengan Ekosistem Mumpuni

Ethereum merevolusi industri kripto dan membuka kesempatan bagi para developer membangun sebuah bisnis berbasis smart-contract.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa

Bisnis, JAKARTA – Aset kripto Ethereum menjadi pilihan berikutnya dalam menopang ekosistem kripto dan blockchain. Selain menjadi alat investasi dengan nilai yang terkandung di dalamnya, pengembangan ekosistem Ethereum pun cukup berhasil termasuk pengembangannya sebagai alat pembayaran dan industri permainan (games).

Head of Business Polygon Labs Korea Selatan SungMo Park membagikan analisisnya mengenai Scaling Ethereum menggunakan Polygon. Menurutnya, Ethereum telah merevolusi industri kripto dengan membuka kesempatan bagi para developer membangun sebuah bisnis berbasis smart-contract

"Namun dalam prakteknya, ada tantangan dalam penggunaan Ethereum, yaitu dari sisi kecepatan terbilang lambat dan biaya yang mahal untuk bisa diadopsi secara masal. Polygon menjawab permasalahan tersebut dengan menghadirkan layanan dengan gas fee lebih murah dan kecepatan transaksi lebih baik,” ungkapnya, dikutip Selasa (6/2/2024).

SungMo menambahkan Polygon telah sukses mendukung ekosistem Ethereum, sejak Januari 2022, jumlah decentralized apps (dApps) yang didukung oleh Polygon mengalami peningkatan hingga delapan kali lipat. 

Beberapa use cases di antaranya untuk pembayaran, consumer service, tokenisasi aset, government, hingga loyalty & rewards. "Ke depan, kami terus memperluas ekosistem dan infrastruktur melalui Polygon Chain Development Kit (CDK) yang memungkinkan developer bisa membuat aplikasi atau bisnis Layer2 bertenaga ZK yang disesuaikan dengan kebutuhan,” tuturnya.

Perkembangan Industri Games

CEO Mythic Protocol Arief Widhiyasa menyoroti evolusi industri game dengan hadirnya Web3. Menurutnya, video game pertama yang dibuat adalah Tennis for Two di tahun 1958, tetapi tidak pernah diskalakan ke publik karena tidak semua orang memiliki oscilloscope yaitu sebuah instrumen untuk men-debug sirkuit digital. 

"Untuk menjawab masalah tersebut, teknologi pertama yang membuat industri game menggunakan semiconductor yang memungkinkan perangkat seperti komputer, arkade, konsol, yang bisa dimainkan di rumah. Teknologi tersebut mampu meningkatkan nilai dari industri game dari 0 sampai ke US$40 miliar hanya dalam waktu 20 tahun, siklus ini kami kategorikan sebagai siklus pertama dari industri game,” terangnya.

Adapun, siklus kedua datang karena adanya internet dan smartphone. Smartphone memudahkan akses game, sedangkan internet menjawab dalam hal distribusi. Untuk siklus ketiga, dia melihat akan didorong oleh dua teknologi yakni artificial intelligence (AI) dan blockchain. 

"AI akan menjawab masalah terkait kesenjangan dari sisi kapabilitas menciptakan sebuah game. Dahulu untuk membuat sebuah game harus belajar mengenai computer science dalam beberapa tahun, dengan dukungan AI bisa membuat game dalam waktu singkat," tambahnya.

Kemudian, blockchain dipercaya bisa menjawab soal “trust” yang dirasakan oleh kreator game. Kombinasi dari AI dan blockchain menghadirkan kesempatan bagi dunia Web3 gaming karena akan banyak konten yang dibuat dengan AI yang didukung oleh “trust” yang disediakan blockchain.

Industri game merupakan sektor dengan pangsa pasar sangat besar. Mengutip laporan yang diterbitkan Newzoo, hingga 2023 kemarin, jumlah pemain video game di seluruh dunia telah mencapai 3.38 miliar atau naik 6,3% dibandingkan tahun 2022. Selain itu secara pendapatan juga mampu menghasilkan US$184 miliar, tumbuh 0,6% secara tahunan. 

Head of Community PINTU Jonathan Hartono mengharapkan industri game dapat merevolusi persepsi dan konsepsi dari Web3 gaming, sehingga setiap orang bisa mengetahui tentang berbagai game berbasis kripto.

Seiring dengan itu, PINTU terus mengembangkan komunitas Web3 demi merevolusi konsep games dan keberlanjutannya menggunakan blockchain. BUIDLRS dirancang sebagai platform bagi komunitas untuk saling terhubung, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi dalam membangun proyek-proyek besar untuk Web3 di Indonesia.

“BUIDLRS telah berkembang menjadi salah satu acara terbesar bagi komunitas Web3 di Indonesia. Antusiasme komunitas terhadap crypto, blockchain, dan Web3 terus meningkat, terbukti dengan banyaknya partisipasi dalam BUIDLRS untuk membahas berbagai topik menarik di dunia Web3," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper