Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi terhadap saham PT Maja Agung Latexindo Tbk. (SURI) mulai hari ini, Selasa (6/2/2024) karena lonjakan signifikan.
BEI mengumumkan suspensi saham SURI dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham, dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor.
"PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Maja Agung Latexindo Tbk. (SURI) pada perdagangan tanggal 6 Februari 2024," papar pengumuman Bursa.
Penghentian sementara perdagangan saham PT Maja Agung Latexindo Tbk. (SURI) tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tujuannya untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SURI.
Terkini saham Maja Agung Latexindo berada di posisi Rp690 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp4,37 triliun. SURI melakukan IPO pada akhir 2023 dan tercatat di BEI pada 7 Desember 2023 di harga Rp170 per saham. Dengan demikian, saham SURI sudah melonjak 305,88%.
Dalam IPO, produsen sarung tangan latex yang berdiri sejak 1988 ini menawarkan 1,26 miliar saham atau sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. SURI mematok di harga atas Rp170 per saham sehingga dana IPO yang dapat terhimpun senilai Rp215,36 miliar.
Baca Juga
Direktur Utama Maja Agung Latexindo Imelda Lin mengklaim transparansi dan akuntabilitas SURI di Bursa Efek Indonesia akan membuat mereka memberikan produk sarung tangan dengan kualitas dan mutu lebih baik.
"Kami percaya dengan melantainya PT Maja Agung Latexindo Tbk di Bursa Efek Indonesia kami dapat terus menjaga kepercayaan masyarakat, para stakeholders kami," katanya.
SURI akan menggunakan sekitar 49,45% dari dana hasil IPO untuk belanja modal atau capex dengan rincian sekitar 20,26% akan digunakan untuk pengembangan bangunan gudang, pabrik, dan kantor yang berlokasi di Jalan Utama No. 98 Desa Pujimulyo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kemudian sekitar 24,55% akan digunakan yaitu untuk penambahan dan remodifikasi mesin produksi.
Selain itu, capex yang dimaksud SURI juga termasuk 3,11% akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan limbah, serta sekitar 1,53% akan digunakan sebagai untuk pengembangan software penunjang operasional.
Sementara itu sebanyak 50,55% dari dana IPO akan digunakan untuk opex dengan rincian sekitar 9,61% akan digunakan untuk penambahan daya listrik di area pabrik serta sekitar 40,49% akan digunakan untuk modal kerja.
Namun, tidak terbatas pada biaya pemasaran dan pembelian persediaan bahan baku dan bahan penunjang guna mendukung kegiatan usaha.