Bisnis.com, JAKARTA – Emiten consumer non-cyclical yang dihuni oleh emiten Grup Salim dan Mayora diperkirakan menadah berkah dari meningkatnya guyuran alokasi dana bantuan sosial (bansos) yang akan dikucurkan pemerintah pada 2024.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2024, pemerintah menetapkan alokasi dana untuk program perlindungan sosial, yang didalamnya mencakup bansos, mencapai Rp498,6 triliun. Jumlah ini naik Rp20 triliun dari anggaran tahun lalu, Rp476 triliun.
Baru-baru ini, pemerintah juga berencana mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) mitigasi risiko pangan senilai Rp600.000 kepada 18,8 juta penduduk miskin pada bulan ini.
Head Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menyampaikan kenaikan alokasi anggaran bansos pada 2024 dipastikan berdampak positif bagi emiten konsumer non-siklikal. Namun, dengan catatan, penyaluran bantuan tersebut dilakukan tepat sasaran.
“Penyaluran yang tepat sasaran akan bisa berdampak signifikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, terutama untuk bahan-bahan yang related dengan sektor ini. untuk saham yang bisa diperhatikan ada ICBP, INDF, dan MYOR,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (5/2/2024).
Dihubungi terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menuturkan alokasi bansos memang ditujukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, kenaikan anggaran ini menjadi sentimen positif bagi emiten di sektor konsumer.
Baca Juga
“Secara dampak seharusnya bisa meningkatkan kinerja penjualan emiten dan kinerja bottom line semestinya juga menunjukkan hasil yang progresif,” tutur Nafan.
Secara teknikal, Nafan memandang sektor konsumer non-siklikal termasuk salah satu sektor yang berpotensi improving hingga ke depan. Dengan demikian, hal tersebut akan membuat harga saham di sektor ini membentuk fase akumulasi.
Dia pun menyematkan rekomendasi accumulate untuk sederet saham konsumer, seperti saham AMRT dengan target Rp2.830, saham UNVR dipatok Rp3.330, saham INDF memiliki target harga Rp8.900, saham ICBP sebesar Rp12.825, dan saham MYOR pada Rp2.550.
“Sekali lagi, alokasi bansos sebenarnya menjadi salah satu sentimen positif yang bisa meningkatkan kontribusi penjualan bagi emiten berbasis konsumer non-siklikal,” ucapnya.
Sementara itu, Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi berpendapat bahwa kenaikan anggaran bansos hanya akan berdampak kecil terhadap pergerakan saham-saham di sektor konsumer non-siklikal.
“Efek bansos minimal, sudah boleh mulai take profit saham konsumer. Saham ICBP dan MYOR seharusnya masih mendapatkan efek dari bansos, tetapi sudah limited upside,” tuturnya.
Dalam risetnya, Lionel menyampaikan bahwa konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2023 hanya mengalami kenaikan 4,47% year-on-year (YoY). Pertumbuhan itu melambat dibandingkan periode yang sama pada 2022, yakni sebesar 5,03%.
Dia menuturkan penurunan konsumsi rumah tangga tersebut juga terjadi di tengah alokasi jumbo anggaran perlindungan sosial yang dipatok sebesar Rp476 triliun pada 2023. Adapun penurunan ini terjadi karena adanya perubahan perilaku konsumsi di masyarakat.
_______________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.