Bisnis.com, JAKARTA - Emiten televisi berlangganan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY) tengah merancang strategi untuk mendongkrak kinerja, di tengah gempuran platform Over-The-Top (OTT) yang semakin menjamur.
Direktur Utama MSKY Hari Susanto mengakui bahwa kinerja perseroan tergerus dengan maraknya layanan OTT, terutama di kota-kota besar. Adapun, beberapa contoh layanan OTT yakni Netflix, Vidio hingga Disney+HotStar.
Salah satu strategi MSKY untuk dongkrak kinerja yaitu terus mengembangkan kemitraan dengan teknisi-teknisi lepasan dan juga para penjual parabola yang menjadi ujung tombak penjualan, serta berfokus untuk menjangkau segmen yang lebih luas di kota-kota tier 2 dan tier 3.
"Nah, di kota-kota besar memang betul kami tergerus dengan OTT, tapi kota-kota tier 2 dan tier 3 kami masih punya peluang lah. Walaupun ada OTT, kami tetap masih bisa bertahan," ujar Hari dalam paparan publik MSKY di Jakarta, pada Kamis, (1/2/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, sejauh ini MSKY memiliki jumlah pelanggan sebanyak 1,3 juta pelanggan per 30 September 2023. Alhasil, pada tahun 2024 MSKY membidik jumlah pelanggan dapat bertumbuh hingga 1,5 juta.
"Tapi kami juga punya target mungkin sekitar 1,4 juta atau 1,5 juta pelanggan untuk tahun ini. Nah, tentunya target ini juga memang, seperti saya bilang, ini tidak mudah," jelasnya.
Baca Juga
Kendati demikian, manajemen MSKY belum dapat membeberkan berapa target kinerja pada tahun 2024. Hari hanya mengharapkan untuk tahun buku 2023 ada pertumbuhan kinerja 10% hingga 15%.
"Pasti ada growth dari tahun sebelumnya. Kami mengharapkan pertumbuhannya minimal sekitar 10%-15%," pungkasnya.
Adapun MSKY juga terus mempertahankan hak siar untuk konten unggulan, beberapa di antaranya channel olahraga SPOTV dengan MotoGP dan Badminton (BWF) yang secara eksklusif dipegang oleh MNC Vision, serta tayangan-tayangan olahraga spesial seperti piala AFC, AFC U-23, AFF, UEFA EURO dan acara olahraga kelas dunia lainnya.
Menilik kinerja keuangannya, MSKY menorehkan pendapatan sebesar Rp610,51 miliar per kuartal III/2023. Pendapatan itu turun 29,05% year-on-year (yoy) dari periode sama 2022 sebesar Rp860,59 miliar.
Beban pokok perseroan turun menjadi Rp485,33 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp561,52 miliar.
Alhasil, MSKY masih membukukan rugi bersih sebesar Rp299,14 miliar per 30 September 2023. Rugi itu naik dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp157,92 miliar.