Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Potensi Sideways

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi sideways setelah ditutup melemah ke Rp15.782 pada Rabu (31/12/2023).
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi sideways setelah ditutup melemah ke Rp15.782 pada Rabu (31/12/2023).

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 2,50 poin atau 0,02% menuju level Rp15.782,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat sebesar 0,20% ke posisi 103,60.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Won Korea, semisal, melemah 0,39%, sementara yen Jepang menguat sebesar 0,01%. Adapun yuan China melemah 0,03%, peso Filipina menguat 0,21%, dan ringgit Malaysia menurun 0,06%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (1/2/2024), akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.760 sampai dengan Rp15.840. 

Dia menuturkan Bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga hari Rabu dan investor akan fokus pada petunjuk dari Ketua Fed Jerome Powell, mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Maret.

Data ekonomi AS yang solid telah membuat para pedagang mengurangi perkiraan pemangkasan suku bunga pada bulan Maret menjadi 42%, dari sekitar 89% pada bulan lalu. Hal ini menurut FedWatch Tool milik CME Group.

Ibrahim menuturkan banyak analis memperkirakan penurunan suku bunga pertama The Fed akan bertujuan untuk mencegah kesenjangan yang terlalu lebar antara inflasi dan suku bunganya.

“Karena hal ini akan memperketat kondisi keuangan lebih dari yang direncanakan oleh The Fed. Imbal hasil Treasury turun dan dolar melemah setelah Powell pada bulan Desember mengindikasikan bahwa The Fed beralih ke siklus pelonggaran,” ujarnya Rabu (31/1/2024).

Selain itu, data pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS secara tak terduga meningkat pada bulan Desember. Adapun kepercayaan konsumen AS meningkat ke level tertinggi dalam dua tahun pada Januari. 

Dari sisi internal, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 2023 dan 2024, yakni tetap di angka 5%. 

Proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari IMF diambil berdasarkan asumsi kebijakan fiskal dan moneter RI. Sebelumnya, IMF telah meramalkan ekonomi RI akan mampu tumbuh seperti yang pemerintah harapkan, meski proyeksi ekonomi global dari berbagai lembaga terus dipangkas. 

Di samping itu, pada Januari 2024, IMF merevisi ke atas prospek ekonomi global 2024 dari 2,9% menjadi 3,1%. Banyak negara yang terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan pertumbuhan yang semakin cepat di negara-negara besar di Asia Tenggara.

Sementara negara mitra dagang Indonesia lainnya, yakni China, masih diproyeksikan akan tumbuh melambat, di mana konsumsi dan investasi yang lebih lemah terus membebani aktivitas.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper