Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Geothermal (PGEO) Lanjutkan Ekspansi Proyek Lumut Balai dan Lahendong

PGEO siap melanjutkan ekspansi kapasitas proyek Lumut Balai dan Lahendong sepanjang 2024.
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelat merah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) berencana melanjutkan ekspansi penambahan kapasitas proyek Lumut Balai dan Lahendong pada tahun ini.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan sepanjang 2024, pihaknya akan melanjutkan EPCC proyek Lumut Balai unit 2 dan melanjutkan pengembangan Lahendong unit 7 dan 8 dengan kapasitas 2x20 megawatt. 

"Ekspansi tahun ini, melanjutkan EPCC proyek Lumut Balai unit 2, yang akan menambah kapasitas terpasang PGEO sebesar 55 megawatt. Proyek Lumut Balai tersebut akan menggunakan dana dari pinjaman JICA dan sisa dana IPO," kata Nelwin kepada Bisnis, Minggu (28/1/2024).

Proyek Lumut Balai memang mendapatkan dana dari Japan Cooperation Agency sebesar 26.966 yen atau sekitar Rp2,83 triliun. Sementara itu, nilai investasi total Lumut Balai unit 2 yaitu sebesar US$700 juta atau sekitar Rp10,5 triliun. 

Sisa dana IPO PGEO juga tercatat sebesar Rp5,93 triliun dari seluruh dana IPO sebesar Rp8,77 triliun. PGEO tercatat hanya merealisasikan dana IPO sebesar Rp2,84 triliun. Sisa Dana IPO diendapkan di PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI). 

Dana yang disimpan di BBRI tercatat sebesar US$200 juta yang berupa deposito US$ dengan tingkat bunga 7,15% per tahun, serta dalam bentuk giro special rate senilai US$77,48 juta dengan bunga per tahun sebesar 6,83%. 

Sementara sisanya disimpan di BMRI senilai US$106,65 juta dalam bentuk giro special rate dengan tingkat bunga 6,80% per tahun.

Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, PGEO berencana menyiapkan belanja modal US$550 juta atau setara Rp8,74 triliun (kurs jisdor Rp15.897) sepanjang 2024.

Nelwin Aldriansyah mengatakan penggunaan belanja modal seluruhnya akan dialokasikan untuk ambisi penambahan kapasitas hingga 1 gigawatt dalam dua tahun. “Dananya untuk tambah kapasitas. Capex seluruhnya akan berasal dari kas internal," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper