Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ada IPO BUMN pada 2024, Kondisi Tahun Politik 2019 Terulang?

Wamen BUMN memastikan tak ada perusahaan pelat merah IPO tahun ini. Jika benar terjadi, kondisi ini akan serupa dengan tahun 2019 yang nihil aksi IPO BUMN.
Menteri ESDM Arifin Tasrif (kiri) dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo berbincang di sela-sela acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di Jakarta, Jumat (22/12/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri ESDM Arifin Tasrif (kiri) dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo berbincang di sela-sela acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di Jakarta, Jumat (22/12/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN memastikan tak ada perusahaan pelat merah yang menggelar initial public offering (IPO) pada 2024. Jika benar terjadi, kondisi ini akan serupa dengan tahun politik 2019 yang nihil aksi pencatatan saham perdana dari BUMN.

Sejatinya, ada beberapa perusahaan yang ditargetkan melantai di pasar modal pada tahun lalu, sepert PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pupuk Kalimantan Timur. Namun, rencana tersebut ditunda lantaran kondisi pasar yang dinilai kurang menarik.

Pada tahun ini, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo kembali menyatakan bahwa tidak ada perusahaan pelat merah yang akan menggelar pencatatan saham perdana. Kondisi dan minat pasar menjadi pertimbangan Kementerian BUMN.

“Sementara belum. Kami lagi lihat market tergantung appetite, seperti PHE kemarin ternyata minatnya kurang,” ujar Kartika saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Kementerian BUMN juga menahan rencana IPO subholding PTPN, PalmCo, pada 2024. Kartika atau akrab disapa Tiko menuturkan hal tersebut dikarenakan kondisi pasar yang kurang menarik. Kemungkinan PalmCo akan melantai di Bursa jika kondisi pasar memungkinkan.

Sebelumnya, dia menjelaskan bahwa saat ini Kementerian BUMN memang belum memiliki fokus untuk membawa PalmCo ke lantai bursa. Musababnya, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi agar perusahaan memiliki valuasi yang tinggi.

Salah satu pekerjaan rumah yang perlu ditempuh saat ini adalah replanting atau penanaman kembali pohon sawit karena lahan milik PTPN Grup berada dalam kondisi kurang terawat.

“Tadinya kami mau dorong PalmCo, namun kami melihat marketnya seperti apa. Kalau pasarnya oke, kami mungkin dorong tetapi [ternyata] pasarnya kurang. Kami lihat timing juga, tahun depan mungkin PalmCo, tetapi setelah pasar bagus,” kata Tiko.

Apabila tahun ini tak ada IPO dari perusahaan pelat merah, maka kondisi tersebut serupa dengan tahun 2019. Saat itu, dari 55 emiten baru yang melantai, tidak ada satu pun berasal dari BUMN.

Hal tersebut berbanding terbalik dibandingkan 2018. Dari 57 perusahaan yang melantai, tiga di antaranya merupakan anak usaha BUMN yakni PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) dan PT Phapros Tbk. (PEHA).

Sementara itu, berdasarkan catatan Bisnis pada Januari 2019, Kementerian BUMN menargetkan setidaknya ada tiga anak usaha perseroan pelat merah dapat melantai di Bursa pada 2019. Dengan catatan, kementerian melihat dan mempertimbangkan kondisi pasar.

Salah satu perusahaan yang batal membawa anak usaha IPO pada 2019 adalah PT PP (Persero) Tbk. (PTPP). Perseroan menunda rencana itu sejalan dengan pertimbangan fundamental serta portofolio entitas yang bakal melantai di Bursa Efek Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper