Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi Diramal Topang Bursa Amerika sepanjang 2024

Saham sektor teknologi, khususnya AI dan computing cloud, diprediksi masih akan menopang kinerja Bursa Amerika NASDAQ dan S&P 500 sepanjang tahun ini.
Pejalan kaki melintas di depan Nasdaq MarketSite di New York, AS, Rabu (15/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Pejalan kaki melintas di depan Nasdaq MarketSite di New York, AS, Rabu (15/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor teknologi khususnya Artificial Intelligence (AI) dan computing cloud masih akan menopang kinerja Bursa Amerika NASDAQ dan S&P 500 di tengah kondisi geopolitik dan penetapan suku bunga acuan The Fed. 

Mengutip RTI Business pada perdagangan Kamis (25/1/2024) pukul 23.00 WIB, dua indeks AS yaitu NASDAQ dan S&P 500 bergerak hijau. NASDAQ naik 0,44% ke posisi 15.562,52 sementara itu S&P 500 naik 0,40% ke posisi 4.888,08. S&P 500 sendiri sempat menyentuh all time high di level 4.909,60 sementara NASDAQ ke level 15.629,07. 

Praktisi Industri sekaligus trader Aries Yuangga mengatakan S&P 500 dapat menyentuh level 6.200 pada tahun ini. Namun, jika terkoreksi akan melemah ke 4.300. 

“Tahun 2024 untuk growth masih bisa lebih lagi, tapi koreksi bisa terkoreksi ke 4.300. Dengan ekspektasi penguatan ke 6.200," kata Aries dalam acara Outlook Sektor PALN Single Stock oleh Gotrade, Kamis (25/1/2024). 

Meski berpeluang ditopang saham-saham teknologi, Aries mengatakan pelaku pasar perlu mengamati kondisi makro ekonomi 2024 yaitu kebijakan suku bunga The Fed serta geopolitik yang akan mempengaruhi perdagangan internasional. 

Sepanjang 2023, Aries mengatakan perhatian pasar tertuju pada kemungkinan terjadinya inflasi dan resesi. Prediksi tersebut meleset meski terjadi krisis perbankan dan kenaikan suku bunga oleh The Fed sebanyak 4 kali. 

Senada, Tim DBS Group Research dalam paparan market outlook 2024 memproyeksikan bahwa pada kuartal I/2024 lingkungan investasi akan lebih kondusif untuk aset-aset berisiko.

Ini disertai dengan prediksi bahwa tingkat suku bunga acuan AS akan mencapai puncaknya seiring dengan melambatnya laju inflasi dan penundaan pengetatan moneter oleh Bank Sentral AS. 

Oleh karena itu, untuk ekuitas di bursa global, DBS menyarankan investor untuk fokus ke pertumbuhan berkualitas di sektor teknologi dan kebutuhan sekunder.

Kendati demikian, investor harus tetap berhati-hati dengan risiko kredit yang dapat terakumulasi bahkan setelah kenaikan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper